Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rencana Indonesia memproduksi laptop dan tablet Merah-Putih. Laptop tersebut dikembangkan konsorsium industri lokal bersama Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Gadjah Mada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luhut berharap laptop produksi lokal diluncurkan di era kepemimpinan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim. “Saya kira zamannya Pak Menteri Nadiem elok kalau sudah mulai diluncurkan. Jadi kita bisa dibangun industri sendiri,” ujar Luhut dalam konferensi pers pada Kamis, 22 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luhut mengatakan pemerintah tengah berupaya membangkitkan industri TIK dalam negeri melalui berbagai program, termasuk penyediaan akses pasar, penyerapan produksi dalam negeri untuk barang dan jasa pemerintah, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga permodalan.
Saat ini, Luhut menyebut pemerintah menyediakan sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) gratis bagi produk yang memiliki proyeksi komponen lokal di atas 25 persen.
Dia pun mendorong pengembangan produk di bidang teknologi informasi yang pengadaannya masih didominasi impor. Luhut mengatakan industri wajib melakukan offset agreement untuk meningkatkan riset dan pengembangan dengan mengikutsertakan vokasi serta pendidikan tinggi dalam kontrak pemesanan.
Pemerintah mengalokasikan dana Rp 17 triliun untuk penggunaan produk TIK dalam negeri pada bidang pendidikan melalui pengadaan barang lokal hingga 2024. Luhut mengatakan pemerintah telah memetakan kebutuhan produk TIK tersebut, termasuk untuk laptop.
Pada 2021, Luhut mengatakan total kebutuhan Kemendikbud Ristek dan pemerintah daerah untuk pengadaan laptop merah putih sebesar Rp 3,7 triliun. Dana ini akan dipakai membeli laptop 431.730 unit. Sebanyak 189.165 unit laptop atau Rp 1,3 triliun di antaranya diadakan melalui APBN, sedangkan 242.565 unit laptop atau Rp 2,4 triliun menggunakan dana alokasi khusus fisik pendidikan.
Luhut mengungkapkan, terdapat enam produsen laptop dalam negeri yang akan memenuhi kebutuhan laptop tersebut. Produsen laptop dalam negeri menargetkan mampu memproduksi 351 ribu unit pada September 2021 dan 718.100 unit pada September 2021. Adapun saat ini telah dilakukan penandatanganan kontrak atas penggunaan produk dalam negeri sebesar Rp 1,1 triliun.