Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan menjamin nasib buruh lokal setelah pengambilalihan pengelolaan Blok Rokan di Riau, oleh PT Pertamina (Persero) dari PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI).
Baca juga: Cerita Luhut Pandjaitan Perjuangkan Sawit RI di Uni Eropa
"Ke depan, kebijakan pemerintah (Blok Rokan) diambil oleh Pertamina efektif pada 2021, tidak akan ada pengurangan buruh di sana. Hal ini sama seperti yang di (Blok) Mahakam. Mahakam itu kita ambil tidak ada kita kurangi jumlah buruhnya, tidak kita kurangi gajinya, justru kita ubah lebih efisien," kata Luhut dalam siaran pers di Jakarta, Minggu, 3 Maret 2019.
Luhut menyampaikan hal tersebut kepada sekitar 3.000 buruh yang menghadiri Pembukaan Rakerwil Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera (KSBSI) Indonesia di Pekanbaru, Minggu.
Namun, mantan Menko Polhukam itu mengingatkan para pekerja harus terampil dan bersertifikat. "Seperti di Morowali misalnya, sekarang kita buat politeknik, kita sekolahin di situ dan kemudian trainingnya di dalam pabrik sehingga mereka menjadi 'skilfull', mereka akan produktif, dan akan naik juga gajinya," terangnya.
Hal itu, lanjut Luhut, dilakukan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia lokal untuk dapat diserap oleh industri di Morowali.
Mantan Kepala Staf Presiden itu juga menegaskan komitmen pemerintah yang mewajibkan investor dari negara manapun untuk menggunakan tenaga kerja lokal jika ingin berinvestasi di Indonesia.
Dengan demikian, para buruh tidak perlu khawatir akan kalah saing dengan tenaga kerja asing karena investasi harus memprioritaskan pekerja lokal.
"Para investor tersebut harus membawa teknologi ramah lingkungan di Indonesia. Selain itu syarat investasi di Indonesia itu adanya transfer teknologi, merekrut pekerja lokal sebanyak mungkin, dan harus ada nilai tambah," katanya.
Luhut Pandjaitan mengatakan peran buruh begitu penting untuk menopang perekonomian seperti saat ini. Oleh karena itu, masalah buruh haruslah diurus dengan baik.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini