Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Program makan bergizi gratis telah berjalan sejak awal Januari 2025. Program ini bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi bagi kelompok rentan, balita, santri, siswa dari berbagai jenjang pendidikan (PAUD, TK, SD, SMP, SMA), serta ibu hamil dan menyusui. Dimulai di 190 lokasi di 26 provinsi, program ini menargetkan untuk menjangkau 15 juta penerima manfaat pada akhir 2025.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Philips J. Vermonte mengatakan pemerintah sedang membahas rencana penambahan anggaran untuk program makan bergizi gratis. Menurut dia, pemerintah sudah membahas rencana tersebut dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
“Tambahan kan sedang dibicarakan. Kalau dibicarakan dengan DPR dan lain-lain itu akan menjadi keputusan pemerintah dengan DPR yang akan menyetujui,” kata Philips setelah memantau pelaksanaan makan bergizi di SLB Negeri 5 Jakarta, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa, 21 Januari 2025.
1. Anggaran
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Prabowo Subianto mafhum belum semua anak menerima makanan bergizi gratis, namun ia memastikan kecukupan alokasi dana program tersebut. "Saya jamin dananya ada untuk semua anak-anak Indonesia," ucap Prabowo dalam peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Sumedang Jawa Barat, pada Senin, 20 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
2. Hambatan Pelaksanaan Program
Presiden Prabowo Subianto menjelaskan bahwa ada hambatan dalam distribusi MBG. Namun, Prabowo tidak menjelaskan detail bentuk hambatan tersebut.
"Makan bergizi ini secara fisik tidak mudah untuk segera ke seluruh rakyat. Untuk itu, saya Prabowo Subianto Presiden Republik Indonesia, saya minta maaf kepada semua orang tua, kepada semua anak-anak yang belum menerima. Tapi saya meyakini bahwa tahun 2025, akhir 2025 semua anak Indonesia akan dapat makan bergizi," kata Prabowo dalam keterangan resminya.
3. Disorot Media Asing
Agence France-Presse (AFP) menyoroti tujuan makan bergizi gratis dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia. Namun, mereka juga mengangkat kekhawatiran mengenai keberlanjutan skema pembiayaan program ini.
Laporan AFP, besarnya dana APBN yang dialokasikan untuk program ini menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap anggaran negara dalam jangka panjang. Associated Press (AP) mempertanyakan kemampuan keuangan Indonesia untuk menanggung biaya program ini yang rentan meningkatkan utang nasional.
4. Keracunan
Sebanyak 40 siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan setelah menyantap menu makan bergizi gratis pada Kamis, 16 Januari 2025. Setelah kejadian tersebut, pemerintah memperketat standar operasional prosedur untuk setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, menjelaskan 40 anak yang mengonsumsi ayam yang dimarinasi mengalami mual dan muntah-muntah. Namun, mereka sudah ditangani dan diobati di puskesmas terdekat. "Sudah menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan prosedur keamanan pangan," kata Dadan Hindayana pada Ahad, 19 Januari 2025.
5. Peluang Politik Prabowo
Peneliti politik dari Populi Centre Usep Saiful Ahyar menilai kebijakan makan bergizi gratis akan menjadi pertaruhan politik bagi Prabowo. Usep mengatakan jika program ini diimplementasikan dengan baik, maka dapat memunculkan kepercayaan terhadap pemerintah. Begitu pun sebaliknya, jika manajemennya berantakan, hal-hal yang tidak diantisipasi oleh Prabowo kemungkinan akan terjadi.
“Asalkan di masyarakat itu cukup mendapatkan respons yang baik begitu ya. Itu tidak peduli dengan dampaknya bagi keuangan negara atau pembangunan yang lain,” kata Usep pada Rabu, 15 Januari 2025.
Daniel Ahmad Fajri, Eka Yudha Saputra, Michelle Gabriela, Hendrik Yaputra, Dani Aswara turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini