M. ISMAIL, 44 tahun, pedagang emas dari Palembang misalnya,
terlihat bengong begitu masuk ke toko emas Hias Seni di Gang
Kenanga, Senen, Jakarta Pusat. Ia bingung, mengapa di daerah
perdagangan emas masih ramai tapi di Jakarta lesu. "Saya
menyerah, terpaksa saya jual rugi," katanya Kamis pekan lalu.
Bayangkan, harga emas murni Logam Mulia (LM) dengan kadar 999,8%
yang pada tanggal 3 Oktober mencapai Rp 8.300 per gram esoknya
merosot menjadi Rp 8.000 per gram. Tapi dua hari kemudian
melonjak lagi.
Dengan begitu harga emas di luar neri dengan di dalam negeri
sudah hampir berimbang. Emas batangan ex impor hari itu
ditawarkan Rp 8.240 per gram. Namun situasi di bursa emas
internasional masih tak menentu. Droping emas yang biasa
dilakukan pemerintah Amerika Serikat tiap awal bulan sebanyak
3/4 juta troy ounce (23.327 kg) ternyata tidak menenangkan
keadaan. Sidang Dewan Moneter Internasional (IMF) dan Bank
Dunia yang berlangsung di Beograd juga memusatkan perhatiannya
pada masalah yang peka ini.
5 x sehari
Siang hari itu, 3 Oktober, harga emas di bursa London meloncat
ke $ 444 per ounce (Rp 298.388) yang berarti naik $ 30
dibandingkan sehari sebelumnya. Harga ini merupakan rekor baru
yang selama ini belum pernah terjadi. Dan lebih tinggi $ 71
dibandingkan minggu sebelumnya, yang mencatat sekitar $ 373,50.
Tapi ketika bursa London mau ditutup harga anjlok menjadi $ 424
peronce (Rp 265.848). Turun $ 20 per ounce ketika sidang IMF
itu masih berlangsung di Beograd, Ibukota Yugoslavia.
Meskipun demikian "harga itu belum mantap, sewaktu-waktu bisa
berubah," kata Handoyo, Direktur PT Central Intervest
Corporation (CIC), pedagang valuta asing dan emas LM di Jalan
Pintu Besar Selatan, Jakarta Barat. Akhir pekan lalu, CIC
memasang harga jual Rp 8.10()/gram dan membeli dengan Rp 7.700
per gram, sementara PP Unit Lotam Mulia PT Aneka Tambang di
Jalan Pemuda menjual Rp 8.200/gram.
Dalam keadaan demikian para spekulan emas di Jakarta kurang
antusias melakukan pembelian maupun penjualan. Ketika harga emas
mulai menggila, 2 pekan lalu omzet rata-rata CIC sekitar 3 kg
emas setiap hari. Semua itu produk LM yang terdiri dari berat 25
gram, 50 gram sampai 100 gram. "Kini omzet kami tak sampai
separohnya," lanjut Handoyo.
Membeli emas batangan sekarang ini tak sukar. Para konsumen
dapat berhubungan dengan "toko emas yang bonatid seperti di Gang
Kenanga, CIC dan PP Logam Mulia," kata Danil Nasir pejabat
penjualan dari pabrik Pengolahan 8 Pemurnian Logam Mulia.
Dengan menunjukkan nota pembelian (faktur CIC orang dapat
membeli sesuai dengan harga yang terjadi hari itu. Namun apa
yang terjadi esok sulit diramalkan. "Harga sekarang ini di luar
dugaan semua pihak," ujar Budiman dari Toko Mas Hias Seni.
Tadinya, para ahli bursa emas di luar negeri memperkirakan harga
emas pada tingkat $ 400 per ounce baru akan dicapai sekitar
awal 1980. Kenyataannya pada 1 Oktober telah naik $ 14,75 per
troy ounce di atas harga yang diramalkan itu. Bahkan pernah
membubung sampai $ 444 per ounce. Dan bursa Hongkong pernah pula
dipanaskan oleh sejumlah kaum spekulan. Biasanya perubahan harga
emas di Hongkong itu cuma 2-3 kali sehari, pekan lalu sampai 5
kali sehari.
Maka seperti dikatakan Handoyo dari CIC, "sudah waktunya
Indonesia mencari tambang-tambang baru." Produksi tambang emas
Cikotok di Banten Selatan hanya sekitar 280 kg setahun." Jumlah
itu jelas belum cukup memenuhi kebutuhan yang terus meningkat."
Buktinya di pasaran Jakarta banyak beredar emas impor yang untuk
memasukkannya ke sini memerlukan devisa yang tak sedikit.
Apalagi dalam suasana inflasi yang bergejolak dewasa ini orang
lebih senang menyimpan emas daripada mendepositokan uangnya di
bank.
Di pusat-pusat perdagangan emas seperti Glodok, Sawah Besar,
Gang Kenanga, dan Proyek Senen (semuanya di Jakarta), para
pemilik emas perhiasan pun jarang menjual emasnya. Menurut
Budiman, "orang yang mau menjual emas perhiasan pun mengambil
sikap menunggu, dengan harapan harga akan naik lagi." Pembeli
tak ada yang main kiloan, cuma beberapa gram, bingung karena
harga di luar negeri yang gila-gilaan itu.
Kalau dulu pemilikan emas perhiasan itu sekitar 70% dan emas
batangan 30%, kini keadaannya sudah berbalik. 30% emas
perhiasan, terutama di desa-desa dan 70% emas murni dalam bentuk
batangan. Itu sinyalemen Danil Nasir, pejabat PP Logam Mulia
dari PT Aneka Tambang, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini