Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung, mengatakan BI masih melakukan uji coba atau simulasi terkait sistem mata uang rupiah digital. Menurut dia, uang digital ini nantinya akan menggantikan uang kertas dan uang logam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami masih simulasi, tahapan conceptual proof design. Nanti uang digital akan menggantikan fiat money (uang kertas dan uang logam). Tentunya secara bertahap,” ujar Juda dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, dikutip melalui CNBC TV, Kamis, 29 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juda menjelaskan, saat ini uji coba masih dilakukan secara internal dan masih hybrid. Dia pun tidak menyebut kapan pergantian uang tersebut akan dilakukan.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pernah mengungkapkan bahwa Proyek Garuda dikembangkan sejak Juli 2023. Proyek Garuda merupakan inisiatif yang memayungi eksplorasi desain uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC) atau disebut dengan rupiah digital ini.
Perry menyatakan Proyek Garuda itu akan dikembangkan dalam kurun waktu sekitar satu setengah tahun ke depan. "Ini menjadi legasi kita untuk 60 persen milenial kita adalah dunia digital dengan digital rupiah," katanya.
Melansir laman resmi Bank Indonesia, rupiah digital disebutkan sebagai uang rupiah yang memiliki format digital serta dapat digunakan seperti halnya uang fisik (uang kertas dan logam), uang elektronik (chip dan server based), dan uang dalam alat pembayaran menggunakan Kartu/APMK (kartu debit dan kredit) yang dipakai saat ini. Rupiah digital sendiri hanya diterbitkan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral Negara Republik Indonesia.
DEFARA DHANYA | SEPTIA RYANTHIE | ANDRY TRIYANTO