Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Maskapai Baru BBN Airlines Indonesia Mengudara, Pengamat: Persaingan Lebih Menggairahkan Industri

Alvin Lie angkat bicara soal kedatangan maskapai baru BBN Airlines Indonesia di Tanah Air.

3 Oktober 2024 | 17.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat penerbangan dan Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia, Alvin Lie angkat bicara soal kedatangan maskapai baru BBN Airlines Indonesia di Tanah Air. Menurut dia, hal itu tak lantas menekan harga tiket pesawat domestik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menyebutkan BBN Airlines bakal meningkatkan persaingan dalam industri penerbangan di dalam negeri. Pada tahap awal, maskapai ini juga menawarkan harga tiket yang menarik kepada para penumpang sebagai langkah untuk memperkenalkan diri di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, menurut Alvin, bisa jadi BBN Airlines tak terus-menerus menggunakan strategi penurunan harga agar bisa bertahan di industri penerbangan ini. Apalagi harga avtur masih melambung saat ni dan ada ketentuan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah. 

Yang pasti, kata Alvin, konsumen mempunyai lebih banyak pilihan dengan adanya BBN Airlines tersebut. "Bisa membanding-bandingkan dan adanya persaingan tentunya juga lebih menggairahkan industri ini."

Kenaikan harga tiket pesawat juga masih belum akan terelakkan, menurut Alvin, karena pemerintah memutuskan untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari yang semulanya 10 persen menjadi 11 persen pada 1 April 2022. Kenaikan tersebut diatur melalui Undang Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

“Itu sebabnya harga tiket tidak mungkin kembali ke 2019 atau sebelumnya, kecuali kalau PPN dihapus, harga avturnya juga bisa kembali,” ucapnya.

Faktor lain yang menyebabkan harga tiket pesawat tetap tinggi adalah biaya Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) serta biaya Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat (PJP4U) yang juga cukup signifikan. Ditambah lagi, krisis antara Rusia dan Ukraina telah memicu kenaikan harga minyak global.

"Pengubahan landscape pembiayaan operasional di Indonesia itu berdampak terhadap harga yang dibayar oleh konsumen," ujar Alvin.

Penerbangan domestik juga harus mengikuti aturan main soal harga tiket yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal tersebut diatur lewat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 106 Tahun 2019 yang mengatur tentang Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) untuk penerbangan reguler kelas ekonomi. Ini sebuah keanehan menurut Alvin dan tentunya,menjadi faktor sulitnya menekan harga tiket pesawat

"Ada batas bawahnya, ada batas atasnya. Aneh Indonesia ini, satu-satunya negara  yang mengatur tarif tiket pesawat. Kenapa tarif kereta nggak diatur, tarif bus enggak?" tutur Alvin. 

Lebih jauh, Alvin berpendapat jika BBN Airlines Indonesia nantinya berkembang, maskapai ini memiliki potensi untuk memperluas pasarnya dengan melayani rute internasional seperti maskapai lainnya. Hal ini disebabkan oleh penetapan tarif yang membuat pasar penerbangan domestik menjadi kurang menarik bagi maskapai.

"Jumlah pesawat di Indonesia tidak bertambah tapi bahkan dikurangi. Mereka (maskapai) lebih cenderung memilih mengembangkan rute internasionanya yang lebih menguntungkan. Tidak ada TBA dan TBB," imbuh Alvin. 

Sebelumnya,  BBN Airlines Indonesia resmi mengudara pada Jumat, 27 September 2024 dengan rute perdana dari Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang menuju Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Maskapai ini merupakan anak usaha Avia Solutions Group yang berkantor pusat di Dublin, Irlandia. 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus