Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Tangerang Selatan melaporkan peringatan dini kekeringan meteorologis. Analisis BMKG, seluruh zona musim di Banten dan DKI Jakarta telah memasuki musim kemarau dan diperlukan kewaspadaan dari masyarakat terkait ancaman kekeringan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data BMKG menunjukkan, sebagian besar wilayah Banten dan DKI Jakarta mengalami deret hari kering lebih dari 20 hari hingga lebih dari 60 hari. Prakiraan peluang curah hujan menunjukkan beberapa daerah akan mengalami curah hujan yang sangat rendah dengan peluang lebih dari 90 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini dinilai berdampak pada sektor pertanian yang menggunakan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah, kelangkaan air bersih hingga meningkatnya polusi udara di wilayah Banten dan DKI Jakarta.
Pemerintah sendiri saat ini masih terus memantau dampak di berbagai daerah terhadap laju inflasi di daerah maupun nasional. Dari pemantauan itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan akan menyiapkan berbagai langkah untuk menanggulangi berbagai persoalan yang mungkin muncul dari kemarau berkepanjangan.
Darmin berujar telah mendapatkan informasi mengenai fenomena kekeringan itu dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. "Kami akan terus memonitor dan menyiapkan langkah. Apa langkahnya? Kami masih akan melihat Agustus ini akan seperti apa," ujar Darmin di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis, 25 Juli 2019.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memprediksi puncak musim kemarau yang dapat memicu kekeringan tahun ini terjadi pada Agustus 2019. "Itu yang paling luas Agustus puncak musim kemaraunya," kata Dwikorita di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 15 Juli 2019.
BISNIS