Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mau ke Mana Harga Dolar

4 Januari 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pardy Kendy, Manajer Treasury Bank Buana Indonesia Nasib rupiah tahun depan masih kurang meyakinkan. Kalau diperhatikan, dana yang paling deras, dari CGI atau IMF, cuma sampai Maret. Mulai April sudah kendur. Belum lagi Juni nanti, saat pembayaran utang swasta sudah mulai lagi. Saya juga melihat, belum ada investasi. Karena itu, mulai April rupiah kita mengkhawatirkan.

Astari Rasyid, pelukis Saya nggak tahu dolar mau naik atau turun. Saya malas mikirnya. Biasanya dolar turun-naik seenaknya, tergantung situasi. Kalau keamanan tak bisa diperhitungkan, bagaimana saya bisa menghitung dolar? Tapi kalau dolar naik terus, saya khawatir harga cat ikut naik. Apalagi kalau harga kebutuhan pokok mengekor. Saya nggak suka karena banyak orang jadi kesulitan.

Putri Wong Kam Fu, paranormal Indonesia 1999 ibarat pohon yang kering. Umpama lautan, ombaknya sangat besar dan siap menerjang. Indonesia mengalami susah pangan, sulit keuangan, dan tingkat kriminal meningkat. Roda bisnis jalan terus, meski tersendat. Dolar tak mungkin turun, sebaliknya mengalami kenaikan luar biasa. Dalam hitungan saya, harga dolar bisa mencapai Rp 15.000. Guncangannya perlahan, mulai dari Rp 500 kemudian Rp 1.000. Pada Juni tahun depan, harga dolar baru melejit lagi.

Theo F. Toemion, pengamat pasar uang Arah rupiah sangat tergantung arah dolar, juga yen. Selama suku bunga turun, dolar akan terus melemah, khususnya terhadap yen. Jika harga dolar kembali ke 125 hingga 130 yen, saya akan melihat harga dolar dengan mudah kembali ke Rp 10.000. Tapi, kalau dia kembali ke 100 yen, saya kira mukjizat lagi buat rupiah. Kita sebenarnya berlari melawan waktu, khususnya melihat jumlah uang yang beredar. Dengan suku bunga yang terus tinggi, cetak uang, sementara kita tak ada income, kita gampang terempas. Setelah rupiah mantap dan suku bunga turun, what's next?

Dedi Gumelar alias Miing, pelawak Karena Juni ada pemilu, saya perkirakan rupiah tetap lemah. Harga dolar tetap di atas Rp 8.000. Soalnya pada waktu itu tak tertutup kemungkinan bakal muncul pergolakan politik. Paling kurang mulai Maret-April gejolak sudah mulai ada.

Endarto Weltam, Manajer Treasury IBJ Indonesia Perekonomian belum membaik. Harga dolar cenderung di atas Rp 7.000, terutama pada awal tahun, karena keadaan politik belum stabil. Beberapa hari yang lalu saja sudah sampai Rp 8.050 dan mungkin akan sampai Rp 8.300. Setelah ini tembus, bisa bablas ke Rp 8.800. Kalau itu lewat lagi, saya takut, harga dolar bisa Rp 9.000-an. Ini untuk tiga bulan pertama. Kalaupun rupiah menguat, kemungkinan bisa Rp 7.600. Lalu Rp 7.400, turun lagi sampai Rp 7.200 dan mentok di Rp 7.000. Tapi saya lebih melihat dolar akan naik, bukan turun.

Bella Safira, artis sinetron Kayaknya dolar bakal turun, meski tak drastis. Asal, pemerintah memperbaiki citra kita di luar negeri, sehingga mereka mau masuk ke sini untuk investasi. Kalau pemerintah tak memperbaiki citra, harga dolar bisa naik lagi, walau tak banyak, sekitar Rp 8.000. Akibatnya kerusuhan makin menjadi. Bangsa kita lagi sensitif-sensitifnya. Ini yang saya takutkan. Saya sendiri berharap harga dolar turun.

Garin Nugroho, sutradara Saya kira tahun depan harga dolar stabil pada angka Rp 8.000?Rp 10.000. Soalnya, saat ini semua orang sudah jenuh bermain-main, kecuali kalau hasil pemilu luar biasa. Ini bukan soal kemampuan pemerintah, tetapi semata-mata karena kejenuhan. Kalau dramatis, harga dolar paling berkisar Rp 7.000. Tak perlu terlalu terguncang-guncang karena sudah terlalu banyak guncangan. Permainannya sudah terlalu banyak.

Zelin Ressiana, atlet bulu tangkis Prospek ekonomi kita belum membaik. Dolar kira-kira naik sampai Rp 15.000. Nggak tahu tepatnya kapan. Tapi mungkin menjelang pemilu, soalnya suasana nggak aman lagi. Lagi pula sekarang ini sepertinya dolar diintervensi, ya, jadi stabil. Kalau dolar naik, kasihan rakyat banyak. Harga-harga naik.

Wicaksono dan laporan Biro Jakarta


Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar

11 Februari 1998
Menteri Keuangan menekankan pada DPR bahwa CBS disiapkan oleh pemerintah.

24 Maret 1998
BI menaikkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk satu bulan menjadi 45%.

14 Mei 1998
Kerusuhan di Jakarta dan tempat lain.

24 September 1998
Penjadwalan ulang Paris Club.

27 Januari 1997
Pemerintah menjamin dana deposito di bank-bank komersial, Bank-bank pemerintah dan bank-abnk usaha patungan

15 Januari 1998
Inonesia dan IMF menandatangani "Letter of Inten" mencakup 50 butir agenda reformasi

21 Mei 1998
Soeharto merencanakan untuk mundur dari jabatan kepresidenan dan Habibie menggantikannya

31 Oktober 1997
Di Washington, IMF mengumumkan paket penyelamatan US $ 23 miliar dan agenda untuk reformasi ekonomi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus