Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Melar Ke Turki

Indonesia akan mengekspor karet ke Turki. Perusahaan swasta Turki "Ring Kinyevi Maddeler Ithalati Anonim Airketi" merintis kontak dagang pembelian karet. (eb)

28 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TURKI bakal membeli karet alam dari Indonesia? Rasanya sejauh ini antara Indonesia dengan negeri Mustafa Kemal Ataturk itu belum punya hubungan inim dalam dagang, selain kontak persaudaraan sesama negeri berpenduduk Islam. Tapi begitulah. kabar menarik interbetik awal Oktober ketika Ali H Zen, pemilik sebuah perusahaan swasta Turki bernama panjang: Ring Kinyev Maddeler Ithalati Anonim Sirketi, datang ke Indonesia. Tujuannya merintiskontak dagang pembelian karet. Oleh Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Ali kemudian dipertemukan dengan PT Bakrie & Brothers. D samping mengusahakan pabrik pengolahan karet alam di Palembang perusahaan ini dikenal pula aktif berdagan berbagai komoditi. Dasar jodoh, pertemuan antara Ring dan Bakrie tersebut langsung menghasilkan semacam agency agreement (persetujuan keagenan) yang mereka tandatangani 14 November. Dalam perjanjian itu Bakrie menunjuk Ring untuk memasarkan karet Indonesia di Turki sedang Ring sebaliknya mempercayakan pemasaran kapas Turki di Indonesia kepada Bakrie. Pembelian dari Turki ini merupakan perjumpaan awal dengan pasar non-tradisional. Sebab selama ini karet alam Indonesia menggantungkan diri pada pasar di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Menurut rencana, Turki sepakat untuk mengimpor sekitar 2.000 ton per bulan. Terdiri dari 1.600 ton jenis SIR 20, dan 500 ton jenis RSS (sleet) I, II dan III. "Dan kami sedang menyiapkan kontrak untuk jangka waktu 1 tahun," kata Adhie Ahmad Cabier, Asisten Manajer Divisi Karet PT Bakrie & Brothers kepada TEMPO pekan lalu. Kontrak secara resmi memang belum diteken. "Tapi sudah pasti awal Desember ini pengiriman pertama akan kami mulai, sebagai trial," ungkap Adhie. Soal harga sedang mereka rundingkan sambil memonitor pasaran terakhir. Hanya saja, seperti dikatakan Adhie, "untuk jenis SIR 20 pihak Ring minta kemiringan harga sekitar 1-2 sen dollar Malaysia, supaya bisa bersaing dengan karet sejenis yang selama ni mereka impor dari Malaysia." Pasaran karet dengan kualias sama eks Malaysia untuk Desember tercatat 212 sen dollar Malaysia per kilogram. Bakrie nampaknya akan setuju untuk menurunkan harga. "Tapi untuk jenis RSS, sesuai pembicaraan, standarnya harga pasaran di Singapura," kata Adhie. Untuk memenuhi permintaan Turki ini, Bakrie akan mengambil sebagian besar karet Sumatera Utara, antara lain dari PT Hadi Baru dan Ban Li. Sedang pabriknya sendiri yang di Palembang hanya akan mensuplai sekitar 20%. Ini juga atas sepengetahuan Ali H. Zen, yang selama di Indonesia sempat melihat sendiri situasi pasaran di Palembang. Selain karet, Ali tertarik pula untuk membeli kopi dan lada Lampung. Dari perusahaan kopi Palembang Jaya Ali akan mencoba memasarkan kopi Indonesia itu sebanyak 200 ton ke Turki. Kurang Memperhatikan . Pengusaha Turki yang konon tergolong berpengaruh di negerinya itu, mengaku sudah lama mengincar karet Indonesia. Kabarnya karet itu akan dipasarkan lagi ke Yugoslavia dan Bulgarla. Akan halnya kapas yang hendak dibeli Bakrie dari Ring, menurut rencana akan disalurkan ke PN Sandang dan beberapa pemintaan lain. Jumlahnya sedang dirundingkan. Buat Bakrie, hubungannya dengan Turki ini merupakan kontak serius pertama dengan kalangan bisnis Timur Tengah. Selama ini orang-orang karet Indonesia kurang memperhatikan pasaran di sana, khususnya Turki. "Kami memang kurang pengalaman dengan Turki," seperti kata Mochrar, Sekditjen Hubungan Perdagangan Luar Negeri Dep. Perdagangan dan Koperasi. Hubungan dagang dengan Turki menurut dia lebih banyak ditangani negara ketiga, seperti Singapura.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus