OBLIGASI PT Dharmala Sakti -- obligasi pertama yang dipasarkan di Bursa Paralel Jakarta -- bernilai Rp 10 milyar sudah habis terjual. Sukses serupa juga dialami PT Zebra Taksi, yang pertama menjual saham di OTC. Pesanan obligasi Dharmala mencapai 130%, sehingga terjadi penjatahan. Pemesan tidak hanya lembaga-lembaga dana pensiun, tapi juga dari kalangan individu. "Ini pertanda masyarakat semakin mengenal pasar modal," kata Syahrizal, Ketua PPUE (Perserikatan Pasar Uang dan Efek), yang juga menjabat Direktur Bapindo. Diakuinya, obligasi Dharmala punya daya tarik istimewa: berbunga 19,50% per tahun, berjangka waktu lima tahun. Selain itu, kini ada beberapa lembaga keuangan yang akan bertindak sebagai pencipta pasar. Berarti jika individu ingin menjual obligasi -- karena butuh uang tunai -- ada beberapa lembaga keuangan yang siap membelinya. Kendati begitu, bunga obligasi yang tinggi seperti punya Dharmala rupanya hendak dikendalikan. Dua pekan silam, misalnya, Bapindo mengeluarkan obligasi dengan bunga 18,75%. Jumat pekan silam, obligasi Rp 25 milyar dari PT Papan Sejahtera pejaminnya Bapindo -- hanya menawarkan bunga 19%. "Kami harus juga berusaha menolong perusahaan yang membutuhkan modal, dengan memberikan beban bunga lebih murah," kata Syahrizal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini