BISNIS tekstil kian semarak. Selasa pekan ini Presiden Soeharto meresmikan 192 pabrik tekstil, 51 di antaranya pabrik baru. Sisanya perluasan dari pabrik yang sudah ada, tersebar di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Riau. Nilai ekspor ke-192 pabrik itu diperkirakan mencapai 450 juta dolar AS. Maka, diharapkan akan ada kenaikan ekspor tekstil secara keseluruhan, dari 1,2 milyar dolar pada 1988 menjadi 1,65 milyar dolar AS pada 1989. Peresmian akan dipusatkan di PT Bima Perdana Busana (BPB), yang terletak di Kawasan Berikat Nusantara, Jakarta Utara. BPB terpilih sebagai pusat peresmian karena merupakan satu-satunya pabrik tekstil yang menggunakan mesin tenun buatan dalam negeri. Mesin tenun buatan PT Texmaco Engineering (TE) inilah yang di saat peresmian akan diberi nama "Perkasa" oleh Presiden Soeharto. Menurut Dirut TE, M. Sinivasan, harga mesin per unit 13 ribu dolar AS. Atau 45% lebih murah dari mesin impor, kendati kualitasnya tidak kalah. Setelah "dibaptis", mesin tersebut akan dipasarkan di dalam negeri. "Kami telah menanam Rp 30 milyar untuk memproduksi mesin itu," kata Sinivasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini