SUDAH lama Kepulauan Mentawai mendapat julukan Pulau Buangan, karena jarang dikunjungi orang luar. Padahal, letaknya hanya 80 mil dari pantai Padang dan memiliki sejumlah obyek wisata yang menarik, misalnya monyet Mentawai yang khas, penduduk asli yang masih bercawat, dan taman laut nan elok. Selama ini, cuma kapal-kapal barang dan penumpang sederhana yang singgah ke sana. Kapal itu pula yang ditumpangi turis selama ini. Tapi, menyongsong Visit ASEAN Year 1992, Pemda Sum-Bar mengundang para investor untuk menggarapnya. PT Mentawai Indah menyambut undangan itu dengan mengoperasikan kapal motor Kuda Laut Express berkecepatan 28 km/jam dan bisa menempuh jarak Padang-Mentawai dalam 3,5 jam. Peluncurannya diresmikan Gubernur Sumatera Barat Hasan Basri Durin, Rabu pekan silam. Kapal itu nyaman, mewah, dan sanggup menerjang ombak tanpa oleng. Berkapasitas 120 tempat duduk, dilengkapi AC, video, dan lantainya dilapisi karpet. Selain melayari Padang-Mentawai, khusus hari Minggu kapal ini mengangkut penumpang carteran. Kelak, direncanakan berlayar ke Pulau Nias di Sum-Ut, dengan tujuan menarik turis asing dari sana. Kapal seharga Rp 1 milyar buatan 1991 itu sebenarnya milik Oriental Billion, sebuah perusahaan di Sarawak, Malaysia. Mentawai Indah kemudian menyewanya selama lima tahun. Tanpa menyebutkan harga sewanya. Alaris, Manajer Mentawai Indah, yakin akan menagguk keuntungan. "Sekarang ada enam turis Singapura yang mencarternya dengan harga Rp 2,4 juta," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini