Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga telah dirilis dan menempatkan pasangan inkumben Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang sementara ini. Sejumlah pekerjaan rumah pun telah menunggu calon presiden inkumben Joko Widodo pada periode kedua pemerintahannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Riset Center of Reform on Economy (Core) Piter Abdullah mengatakan, salah satu PR Jokowi adalah mesti bersiap untuk menata struktur perekonomian pada kali kedua pemerintahannya mendatang. "Pak Jokowi harus benar-benar lebih fokus lagi menata struktur ekonomi agar lebih kokoh," ujar dia dalam pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 18 April 2019.
Menurut Piter, Jokowi mesti benar-benar menuntaskan banyak permasalahan ekonomi agar program-program yang sudah dicanangkannya bisa berjalan dengan baik. Salah satu permasalahan itu antara lain suku bunga perbankan yang terlalu tinggi.
Tingginya suku bunga acuan itu, menurut Piter, bisa menghambat investasi masuk ke dalam negeri. Hingga Rapat Dewan Gubernur terakhir, Bank Indonesia masih menahan suku bunga acuan-nya di level 6 persen.
Di samping itu, Jokowi juga masih mesti berhadapan dengan persoalan defisit transaksi berjalan. Persoalan itu, menurut Piter, dapat membuat rupiah begitu rentan ke depannya.
Sebelumnya, Piter pernah mengatakan bahwa saat ini Indonesia belum dapat mengobati penyakit defisit transaksi berjalan. Alih-alih memilih menambal bolong tersebut di neraca modal dan neraca finansial, pemerintah membiarkan aliran modal asing masuk ke dalam negeri untuk menambal defisit transaksi berjalan.
"Padahal modal asing dalam portofolio masuk, membuat ekonomi kita lebih fragile dan rentan, sebab yang masuk modal dalam bentuk portofolio yang sangat mudah keluar dan masuk," kata Piter. Adapun persoalan lainnya, kata dia, adalah industri yang terus menurun.
CAESAR AKBAR