Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Siapa Setelah Affan ?

Pembentukan tim baru yang diketuai oleh j. sulamet untuk melanjuntukan penyelesaian kasus affan bersaudara, & tim inilah yang ditugaskan untuk membuka jalan bagi terselenggaranya rencana pendirian pabrik.(eb)

1 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA kesibukan baru buat Irjen Perindustrian J. Sulamet. Sebelum Menteri Perindustrian A.R. Soehoed bertolak ke Bangkok pekan lalu untuk menghadiri sidang para Menteri Perindustrian Asean, ia telah memanggil bawahannya itu. Kepada J. Sulamet, telah diinstruksikan agar melanjutkan penyelesaian kasus Affan bersaudara--bekas pemegang saham terbesar PT In-Nismo itu--dengan pihak Marubeni, perwakilan Nissan Motors Coy di Jakarta. Sengketa yang bertahan selama setahun itu, akhirnya berhasil diatasi setelah Presiden Soeharto sendiri turun tangan Antara lain dengan meminta Menteri Agama Alamsjah, seorang tokoh Sumatera Selatan, untuk membujuk 4 saudara asal Bengkulu Selatan itu. Affan bersaudara, seperti diketahui, sudah pasrah untuk menerima pengurangan saham mereka dari 60% menjadi hanya 10% dari PT Indokaya Nissan Motor (In-Nismo), penyalur tunggal mobil Datsun-Nissan di Indonesia. (TEMPO, 18 Oktober). "Kini sedang diusahakan membentuk suatu tim baru," kata J. Sulamet singkat akhir pekan lalu. Tim baru ini akan menggantikan tim yang lama. Diketuai oleh J. Sulamet, tim lama yang dibentuk atas instruksi Menteri Perindustrian dan terdiri dari orang-orang Departemen Perindustrian, sudah larna menyelesaikan laporannya. Nafsu Nissan Belum diketahui bagaimana bentuk tim baru ini. Tapi menurut Kepala Biro Humas Departemen Perindustrian A.R. Soerianata Djoemena: "Mungkin para anggota tim nanti terdiri dari interdepartemental." Bisa diduga tim yang baru nanti akan terdiri dari unsur Departemen Perindustrian, unsur Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan beberapa instansi lain. Seperti kata sebuah sumber TEMPO, "adalah tim itu yang nantinya ditugaskan untuk membuka jalan bagi terselenggaranya rencana pendirian pabrik komponen kendaraan bermotor seharga US$ 200 juta oleh Nissan Motos Coy. " Sejak lama memang,,Nissan bernafsu menancapkan kakinya di Indonesia: mendirikan pabrik pembuatan komponen itu. Dulu, sebelum pecah sengketa In-Nismo dengan Marubeni Corporation, pihak Nissan sudah mengajukan permintaan kepada BKPM untuk penanaman modal yang akan menelan ratusan juta dollar itu. Tapi ditolak, dengan alasan sudah diberikan kepada PMDN. Yang dimaksudkan adalah kongsi In-Nismo dengan. perusahaan swasta Jerman Barat, Thyssen AG, yang di luar pengetahuan Marubeni dan Nissan, berhasil mendirikan pabrik kempa (press baja) Indopres di Jalan Raya Bekasi. Keseriusan pihak Nissan memiliki pabrik komponen itu bisa dimengerti. Pemerintah sudah lama mengharuskan setiap perakitan mobil di sini membangun pabrik komponen itu, yang kelak akan tumbuh sebagai industri pembuatan mobil komplit. Artinya, sebagian besar komponennya sampai mesinnya pun dibuat di Indonesia. Seorang juru bicara Marubeni kepada wartawan TEMPO di tokyo baru-baru ini merasa optimistis, penanaman US$ 200 juta itu akan dimulai dalam waktu dekat. Tak disebutkan ancer-ancernya. Tapi sebuah sumber di Tokyo meramalkan komitmen Nissan yang sudah diketahui para pemimpin di Indonesia itu, akan lebih dikukuhkan dengan rencana kedatangan PM Jepang Zenko Suzuki pertengahan Januari 1981. Pihak Departemen Perindustrian sendiri masih bungkam ketika ditanya soal kapan matangnya rencana penanaman US$ 200 juta itu. "Kami belum bisa bicara banyak, karena sedang melanjutkan penyelesaian kasus In-Nismo itu," kata Djoemena, Juru bicara Departemen Perindustrian itu beranggapan prematur bicara soal penanaman besar tersebut sekarang. Dari BKPM sendiri belum terdengar ada aplikasi baru yang masuk dari PT In- Nismo. Humas BKPM membantah kemungkinan aplikasi itu sudah nyelonong langsung ke meja pimpinan BKPM. "Di sini tak ada main tinggi," katanya. "Surat untuk Pak Ismail Saleh (Penjabat Ketua BKPM), juga harus dicatat dulu dalam agenda, baru diserahkan." la menambahkan, jika calon investor itu masih membutuhkan fasilitas maka semua perusahaan yang beroperasi di Indonesla harus menghubungi BKPM. "Jika merasa tak lagi perlu fasilitas berupa pajak dan lain-lain, yah mereka cukup melapor langsung ke Departemen Perindustrian saja," katanya. Jadi Siapa? Bagi PT In-Nismo masa purna Affan, memang perlu menunggu sebelum buru-buru mengajukan permohonan baru ke BKPM Sampai sekarang belum diketahui siapa yang akan duduk sebagai Dirut PT In-Nismo menggantikan Thaib Affan. Ada yang menyebutkan nama Mayjen (Purn.) Sukardi, anggota Pepabri dan Wakil Ketua F-KP di DPR. Pepabri--Persatuan Purnawirawan ABRI --memang disebut-sebut sebagai wadah yang akan ketiban rezeki menampung 50% saham eks Affan bersaudara. Tokoh Golkar yang terkenal tenang itu tak mengelak adalahPepabri yang akan "mewarisi" saham Affan bersaudara itu. "Tapi tak benar kalau saya yang akan tampil sebagai Direktur Utama PT In-Nismo," kata Sukardi kepada TEMPO. Sukardi, yang dulu pernah aktif sebagai penasihat Menteri Perindustrian itu, mengakui dimintai bantuan untuk mengatasi konflik antara In-Nismo dengan Marubeni. "Tak ada salahnya, kan," katanya. Dia sendiri merasa pekerjaamlya di DPR praktis menyita seluruh waktunya. "Jadi tak mungkin saya," tegasnya lagi. Jadi siapa? Senyum sebentar, Sukardi rupanya suka membuat orang menebak-nebak. "Pepabri sudah mengajukan kepada pemerintah agar salah seorang anggotanya diberi kepercayaan sebagai pemegang saham baru dalam PT In-Nismo," katanya. Dan sang calon pemegang saham, yang sekaligus merangkap sebagai dir-ut, menurut Sukardi orangnya harus punya hubungan luas dan punya pengaruh di bank-bank, di samping setia kepada Pepabri. Siapa dia, silakan tebak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus