FINLANDIA, yang di Indonesia lebih terkenal dengan sauna dan mandi lumpurnya, belakangan ini memperlihatkan kelebihannya di bidang industri. Beberapa pengusaha dan pejabat Indonesia mulai menaruh perhatian pada negeri kecil di ujung paling utara Benua Eropa itu. Tokoh pengusaha kayu dan rotan Bob Hasan, misalnya, dua pekan silam mengunjungi Helsinki, ibu kota Finlandia. Ia menjajaki hubungan bisnis dengan para pengusaha di sana. Menteri Negara Riset dan Teknologi B.J. Habibie dan Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap juga pernah mengunjungi negeri itu. Menko Ekuin Radius Prawiro, yang baru saja disibukkan acara IGGI di Den Haag (Belanda) dan post-IGGI di Paris (Prancis), menyempatkan diri ke Negeri 50.000 Danau itu. Radius berada di sana selama sepekan (17 sampai 22 Juni), dan tentulah bukan sekadar untuk melihat matahari tengah malam di Lapland. "Saya diundang menteri-menteri perekonomian Finlandia, terutama untuk melihat produk teknologi mereka," kata Radius kepada wartawan TEMPO Max Wangkar, yang kebetulan juga berkunjung ke sana atas undangan Departemen Luar Negeri Finlandia. Yang terutama menarik perhatian pengusaha Indonesia adalah teknologi kehutanan dan perkayuan Finlandia. Dewasa ini Finlandia merupakan eksportir kertas dan papan nomor dua terbesar setelah Kanada, juga eksportir pulp nomor empat di dunia. "Finlandia ini luar biasa dalam industri perkayuan. Setiap tahun mereka dapat US$ 10 milyar hanya dari hasil ekspor industri pulp," ujar Bob Hasan, memuji negeri yang berpenduduk cuma sekitar lima juta jiwa itu. Selain Bob, penerbit harian Suara Pembaruan di Jakarta juga tengah menjajak industri kertas dengan teknologi dan kredit bank dari Finlandia. Tak ketinggalan, Departemen Kehutanan dan Perhutani juga telah membuat kerja sama investasi dengan perusahaan Enso Gutzeit Oy untuk mengembangkan teknologi kehutanan. "Sejauh ini kami baru masuk dalam pembibitan (nursery). Mungkin saja kerja sama ini ditingkatkan lebih jauh sampai ke industri pulp," kata Vice President Enso-Gutzeit Oy, Kari Vainio, kepada TEMPO. Pemerintah di Helsinki juga sudah mengikat perjanjian kerja sama di bidang ekonomi, industri, dan teknologi dengan Peme- rintah Indonesia. Sejak 1979, Finlandia sudah berfungsi sebagai peninjau IGGI. Menurut data Kedubes Indonesia di Helsinki, pinjaman yang telah diberikan Helsinki kepada Jakarta bernilai US$ 23,5 juta. Termasuk ke dalamnya, bantuan US$ 11,2 juta untuk proyek perlistrikan di Jawa Timur. Dalam proyek tersebut, Indonesia mengimpor mesin pembangkit energi dari perusahaan Wartsila Diesel. Selain itu, para teknisi PU dan PLN dilatih di Helsinki. Sebaliknya, beberapa pilot Finnair pernah dilatih di simulator Garuda, Cengkareng. Teknologi Finlandia lainnya, yang barangkali perlu dijajaki, adalah sistem telekomunikasi mobil yang dikembangkan Nokia Corporation. Telepon mobil Nokia belakangan ini mulai populer di Eropa. Menurut seorang eksekutif Nokia, sukses perusahaan ini diawali oleh sukses mereka menerobos pasaran Inggris. "Jangan harap Anda bisa menguasai Eropa, tanpa diakui Inggris," kata seorang eksekutif Nokia di Helsinki. Gaya Nokia menguasai pasar, dengan membeli saham perusahaan sejenis di Eropa, juga diikuti oleh beberapa rekan segerinya. Perusahaan industri kimia Neste dan Kemira, misalnya. Jurus ini tampaknya merupakan bagian dari strategi Finlandia untuk ikut merebut posisi dalam Pasar Tunggal Eropa 1992. Kini mereka mempunyai cabang strategis di Inggris, Belgia, Belanda, Jerman, Prancis, sampai ke Spanyol. Perkembangan di Eropa Timur, khususnya perestroika di Uni Soviet, juga telah memotivasi Finlandia untuk bergerak cepat. Bebeberapa perusahaan seperti EnsoGutzeit Oy sudah pula menebar jaring di Rusia. Ada kesan, Finlandia, yang berorientasi pada ekonomi pasar itu, berambisi menjadi pintu gerbang untuk keluar masuk pasar Eropa Barat maupun pasar Uni Soviet. Untuk memperkuat jaringannya, perusahaan-perusahaan Finlandia berkehendak membuat pijakan di Asia, khususnya Timur Tengah, India, dan Indonesia. Dewasa ini, investasi mereka di Indonesia masih sedikit. Tapi Enso-Gutzeit dan perusahaan konstruksi Partek Corporation tengah menjajaki investasi di Indonesia. Berkembangnya bisnis Finlandia di Asia diikuti pula oleh investasi perusahaan jasa. Maskapai penerbangan Finnair, misalnya, sudah membuka rute penerbangan langsung dari Helsinki ke Tokyo dan Singapura. Sementara ini, Finlandia juga sudah membuka kantor pemasaran di Jakarta, yakni Aviamas Mega Buana, yang berkantor di Chase Plaza. Kansalis-Osake-Pankki, sebuah bank terkemuka di Finlandia, ju- ga sudah mulai menjajaki pasar di Indonesia. Dewasa ini, republik dari kawasan Baltik itu memang telah menjadi negara yang paling makmur di Eropa, setelah Swiss. Finlandia, yang berbatasan dengan Uni Soviet itu, mencatat GDP per kapita sebesar US$ 23.153 per tahun untuk tahun 1989. Berarti, Finlandia menempati posisi ketiga teratas di dunia dalam GDP, sesudah Swiss dan Jepang. Bukan tidak mungkin, Republik Estonia, Lithuania, dan Latvia, yang belakangan ini dilanda kemelut karena ingin merdeka dari Uni Soviet, juga termotivasi oleh kemajuan Finlandia. Dipimpin oleh Presiden Mauno Koivisto, rakyat Finn memang banyak yang keturunan Estonia dan Rusia. Sejarah menunjukkan, Republik Finlandia semula adalah bagian dari Kerajaan Swedia (1154-1809). Sesudah itu, Finlandia bersatu dengan Rusia. Tapi pada 1917 Finlandia memproklamasikan diri sebagai republik yang merdeka. Dan rakyat Finn yang beragama Protestan (Lutheran) itu tampaknya benar-benar tangguh sebagai benteng antikomunis. Sekalipun demikian, hubungan Finlandia dengan Soviet cukup baik. Di pihak lain, negeri ini tidak berkoalisi dengan Ma- syarakat Ekonomi Eropa, dan juga tidak menjadi anggota blok sosialis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini