AWAL pekan ini, di kantor pusat Pertamina, Jalan Perwira, Jakarta, Dirut Pertamina Faisal Abda'oe melantik enam direktur muda dan satu Kepala Badan Pembinaan Kontraktor Asing (BPKA), serta sejumlah pejabat baru lain. Pelantikan enam direktur muda itu adalah penegasan dari Keppres No. 11 tahun 1990 Tentang Pokok-Pokok Organisasi Pertamina, ditandatangani Presiden Soeharto 15 Maret lalu. Keppres tersebut sekaligus mencabut Keppres no. 44 tahun 1975 Tentang Pokok-Pokok Organisasi Pertamina. Dalam Bab IV Kepres No. 11/1990 yang mengupas tugas dan tanggung jawab direksi perusahaan, khususnya bagian tiga, pada butir enam, tertulis "Direktur memberikan petunjuk, membimbing dan mengawasi direktur muda dan atau kepala divisi dan pimpinan unit di bawahnya." Artinya, keenam direktur muda Pertamina berada di bawah direktur yang memimpin direktoratnya masing-masing. "Jabatan direktur muda ini adalah jabatan tertinggi di Pertamina yang ditetapkan oleh direksi," kata Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita, seusai menyaksikan pelantikan. Dari enam direktorat yang ada, Pertamina mengganti dua nama. Direktorat Pembekalan Dalam Negeri diubah menjadi Direktorat Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri, dipimpin oleh Direktur R.I.J. Soetopo dan Direktur Muda Judosumardjo. Direktorat Perkapalan dan Telekomunikasi diubah menjadi Direktorat Perkapalan, Kebandaran, dan Telekomunikasi di bawah Direktur Indra Kartasasmita dan Direktur Muda Widodo Pangestu. Lalu Badan Koordinator Kontraktor Asing (BKKA) diubah menjadi Badan Pembinaan Kontraktor Asing (BPKA), tetap di bawah Alex Frederik. Tapi di antara keenam direktur muda itu, agaknya Direktur Muda Umum Godfried J. Atihuta yang cukup cepat menanjak kariernya. Baru enam bulan menjabat sebagai Pimpinan Umum Daerah Kalimantan, orang Bogor kelahiran Kutacane, Aceh, 1937, ini dipanggil kembali ke pusat. "Saya baru tahu diangkat jadi direktur muda 21 Maret lalu. Kaget juga, sih," katanya. Menurut Abda'oe, "Tanpa mereka, tugas kami agak berat. Mungkin juga bisa kedodoran." Ini erat berkaitan dengan ekspansi bisnis Pertamina, yang membutuhkan rentang kendali (span of control) yang lebih longgar. Menarik memang. Asal saja, dalam perjalanan kelak semuanya bisa kompak. Bachtiar Abdullah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini