Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Perdagangan bursa saham 2022 resmi berakhir. Pada hari terakhir perdagangan, kemarin, 30 Desember 2022, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di zona merah karena turun tipis 9,46 poin atau 0,14 persen dibanding pada hari sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IHSG sepanjang tahun ini tercatat menguat 4,08 persen atau 269 poin dari level 6.681,4 menjadi 6.850,6 sepanjang tahun berjalan (year-to-date). Capaian ini melemah jika dibanding pada tahun lalu ketika indeks sepanjang tahun berjalan tumbuh 10,4 persen, dengan berada di level 6.600,68 pada 29 Desember 2021. Namun kapitalisasi pasar tahun ini meningkat dengan menembus Rp 9.500 triliun dibanding pada tahun lalu yang sebesar Rp 8.275 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengatakan pergerakan perdagangan saham tahun ini cukup menantang akibat tekanan yang bersumber dari gejolak perekonomian global. Kombinasi tren kenaikan suku bunga dan peningkatan inflasi mempengaruhi kinerja IHSG.
Inflasi Berdampak ke IHSG
“Ketika suku bunga AS naik, itu berdampak ke IHSG. Jadi turun bursa kita. Tapi yang paling besar dampaknya adalah inflasi,” ucap Iman, kemarin.
Adapun penurunan indeks pada pengujung tahun dipicu oleh pelemahan mayoritas sektor saham, di antaranya sektor konsumer non-primer yang melemah 0,89 persen, sektor teknologi 0,89 persen, sektor material dasar 0,64 persen, dan sektor industri 0,13 persen. Sedangkan sektor saham yang menguat adalah infrastruktur 1,34 persen, kesehatan 0,68 persen, dan keuangan 0,31 persen.
Iman berujar, sepanjang 2022, aktivitas perdagangan terpantau didominasi transaksi-transaksi bernilai jumbo. Nilainya bertumbuh 10 persen dibanding pada 2021. “Bagaimanapun, di antara bursa ASEAN dan beberapa bursa global, kita masih mencatatkan pertumbuhan dari sisi nilai kapitalisasi pasar dan rata-rata nilai transaksi harian serta pencatatan saham,” ujarnya.
Rata-rata nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp 14,7 triliun, diikuti frekuensi transaksi harian mencapai 1,31 juta kali atau naik 1,1 persen. Berikutnya, rata-rata volume transaksi harian mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibanding akhir tahun lalu.
Perdagangan saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, 21 Mei 2021. TEMPO/Tony Hartawan
Sementara itu, mobilisasi penghimpunan dana di pasar modal melalui penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) pada tahun ini menghasilkan 59 perusahaan tercatat sehingga total 825 perusahaan telah listing sebagai emiten. “Total penghimpunan dananya pun mencapai Rp 33,06 triliun, yang terbanyak di kawasan ASEAN selama empat tahun berturut-turut,” ujar Iman. Adapun pada 2021, jumlah IPO yang dicatatkan sebanyak 55 emiten.
Analis sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, mengungkapkan, pergerakan IHSG cenderung datar atau tak terlampau fluktuatif pada pengujung tahun ini. “Selama IHSG belum mampu ditutup di atas resistan level terdekat, indeks akan cenderung bergerak sideways hingga beberapa waktu mendatang,” katanya.
Namun, menurut William, jika pelemahan atau koreksi IHSG terjadi pada awal perdagangan 2023, hal itu dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi beli. “Momentum ini wajar terjadi dan dimanfaatkan investor untuk mengakumulasi pembelian, dengan catatan untuk saham-saham yang berfundamental kuat dan likuiditasnya tinggi,” ujarnya.
GHOIDA RAHMAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo