TUGAS perusahaan McDonnell Douglas sekarang adalah untuk
sesegera mungkin menerbangkan DC-10 lagi. Segera setelah
perintah pendaratan armada DC-10 dikeluarkan FAA, John
Briendine, Dir-Ut Douglas Aircraft Corp. menjelaskan kepada
20.000 karyawan perusahaannya: "Perusahaan kami tak akan
berhenti membangun pesawat terbang terbaik di dunia."
Douglas Aircraft, yang pada 1967 bergabung dengan McDonnell,
adalah pembuat pesawat komersial. Sedang DC-10 (Douglas
Commercial) merupakan pertaruhannya untuk keluar dari kesulitan
finansial yang melanda perusahaan itu sebelum merger. Prospeknya
baik. Hampir 400 DC-10, yang merupakan titik impas (break-even).
Gumpalan Kepentingan
Pesanan pun kemudian mengalir, termasuk dari Angkatan Udara AS.
Namun kini banyak calon pemesan mulai ragu. Alitalia, yang
sekarang mengusahakan 8 DC-10, membatalkan pesanannya sebanyak
6 buah. Itu kata Umberto Nordio, direktur Alitalia di Roma pekan
lalu. Nordio juga mengeritik keputusan pemerintah AS sebagai
"tergesa-gesa dan dangkal." Menurut Nordio selama dilarang
terbang Alitalia mengalami kerugian sampai $ 5 juta.
Tapi dukungan datang dari karyawan Douglas. Kamar Dagang di Long
Beach, pusat perakitan pesawat Douglas, menyatakan
kepercayaannya kepada perusahaan itu. Serikat buruh yang tahun
lalu mogok 61 hari, kini sangat membantu. "Kita yakin DC-10 itu
akan bertahan terhadap segala serangan," kata Gail Powell, salah
seorang ketua Serikat Buruh di Long Beach.
Perusahaan McDonnell Douglas yang mempekerjakan lebih 20.000
orang oleh kamar dagang dinilai menyebabkan pertumbuhan kota
Long Beach dalam dasawarsa terakhir. Memberi pekerjaan terbesar
di kota itu, pembayaran gaji setiap minggu berjumlah $ 10 juta.
DC-10 yang celaka dekt Chicago bulan lalu adalah yang ke-22
yang lepas dari pabrik di Long Beach dan diserahkan kepada
pembelinya dalam tahun 1972 pesawat jenis DC-10 dirancang pada
1970 dalam suatu kompetisi dengan Lockheed Aircraft untuk
memenangkan order dari American Airlines. Investasi proyek DC-10
oleh McDonnell Douglas mencapai $ 1 milyar. Ke 210.000 bagian,
1.750.000 pengikat dan 50 mil kawat listrik dirakit di Long
Beach, California. Berbagai bagian pesawat itu dibuat di seluruh
dunia: sayapnya di Kanada, sekat untuk badannya di Italia, dan
bagian lain di Jepang dan Australia. Namun rakitan penyangga
mesin tetap di Long Beach.
Wolfgang Demish, seorang pengacara di New York mengatakan:
"Tanpa sertifikat layak terbang pesawat itu hanya segumpalan
besar logam. Kalau sempat dilarang terbang beberapa minggu atau
bahkan berbulan, langganan perusahaan itu cenderung membeli di
tempat lain." Sementara perusahaan penerbangn di Amerika dalam
sehari mengalami kerugian sebesar $ 65 juta, menurut sebuah
perkiraan.
Mereka yang juga berkepentingan supaya DC-10 secepatnya terbang
lagi adalah para bankir dan perusahaan asuransi yang
menginvestasikan sejumlah $ 2 milyar selama 10 tahun ini.
Tekanan kepada perusahaan penerbangan untuk membayar bunga
hutang tetap berlaku. Bagi perusahaan kecil ini berat, lebih
lagi kalau perusahaan itu tidak disubsidi pemerintahnya.
Perusahaan asuransilah yang pada akhirnya akan memikul seluruh
kerugian yang ditimbulkan oleh peraturan FAA ini. Beberapa ahli
memperkirakan jumlahnya akan sampai beberapa ratus juta dollar.
$ 122 ribu Sehari
Penerbangan Garuda 20 Juni lalu mengadakan ferryflight sebagai
percobaan untuk menerbangkan DC-10 mereka. Penerbangan itu
berhasil baik Aan sekembalinya di lapangan udara Halim
Perdanakusumah sore hari, disimpulkan tidak ada kelainan apapun
pada pesawat Garuda DC-10 'Irian Jaya'. Kontan Dir-Ut Garuda
Wiweko -- yang sejak pagi kelihatan berwajah tegang -- meledak
gembira "Apa yang harus ditakutkan? Nyatanya tidak apa-apa kan?"
Tiga hari kemudian, Sabtu lalu, GIA yang sudah hampir 3 minggu
memarkir keempat DC-10-nya, kembali terbang ke Amsterdam dan
Sydney. Tercatat 270 penumpang ke jurusan Eropa, 24 di antaranya
termasuk VIP. Ikut pula rombongan Bina Vokalia sebanyak 195
orang di bawah pimpinan Pranajaya. Mereka untuk menyertai
Festival Paduan Suara Sedunia yang berlangsung di Amsterdam.
Sekretaris Garuda, Lumenta, petang itu menerangkan, selama 2
minggu lebih seharusnya ada pemasukan sekitar $ 4,4 juta.
Artinya, 10 kali penerbangan 200 orang p.p. ke Eropa, 8 kali ke
Australia dan 15 kali ke Hongkong, batal semua. Dan sekitar
13.200 orang tak bisa diangkut Garuda selama ini. Untuk mengejar
ini, menurut Lumenta, Garuda harus terbang 188 kali dengan
muatan rata-rata 270 penumpang.
Sekretaris itu juga menerangkan, Garuda mungkin akan ikut
mengklaim FAA bila ternyata alasan melarang DC-10 terbang tidak
terbukti. Menurut Lumenta, memang perlu dilakukan perbandingan
antara pemasukan kotor dan DOC, yakni biaya-biaya operasi yang
langsung meliputi bahan bakar, asuransi, hidangan, gaji pegawai,
pajak, pemeliharaan dsb. "Sampai sekarang pemasukan selalu di
atas DOC," katanya tanpa menyebut angka pasti. Pemasukan kotor
tiap DC-10 dalam setahun harus melebihi harga belinya sebesar $
40 juta. Jadi, dalam sehari tiap DC-10 harus menghasilkan $ 122
ribu. Menurut Lumenta, "selama ini target itu tercapai." Entah
nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini