Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menjadi polisi dan istri

Fasilitas kredit dari pt bahana pembinaan usaha indonesia diikuti dengan pemilikan modal sehingga pengembaliannya terjamin. selain itu penerima kredit dibantu dalam soal manajemen dan teknis. (eb)

17 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMILIK perusahaan logam di Sepanjang (10 km dari Surabaya) seakan lupa daratan begitu mendapat kredit Rp 100 juta. Ia bukannya membenahi perusahaan. Birahinya yang bukan bisnis menggila. Dia beli mobil baru dan kawin lagi. Hebatnya, orang kaya baru ini menggadaikan pula mesin-mesin pabrik kepada seorang Cina untuk membiayai hidupnya yang bergaya itu. Begitu lembaga keuangan yang meminjamkan kredit mengetahui gelagat si debitur, perusahaan tadi lantas diambilalih. Dicarikan beberapa pesanan sehingga mesin-mesin yang tergadai bisa kembali. "Sampai beginilah kerja kami. Harus bisa jadi ibu, jadi polisi, guru dan istri," kata Soeroto Gondhokoesoemo, Direktur PT Bina Wiraswasta Konsultan (BWK) di Surabaya. Perusahaan konsultan tersebut dibentuk PT UPPINDO (75% saham milik Bank Indonesia sisanya bank Belanda) untuk mengawasi jalannya kredit yang sudah dia berikan. Debitur UPPINDO bukan kaliber pengusaha candak-kulak atau KIK, tapi perusahaan yang memerlukan kredit Rp 25 juta sampai Rp 500 juta. Supaya jalannya perusahaan yang mendapat kredit tidak kacau balau, BWK tadi memberikan jasa konsultasi. Bermacam cara pemerintah untuk menjaga jangan sampai kredit yang diberikan kepada pengusaha kecil dan menengah tak kembali. Yang lebih ketat kelihatannya dilakukan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia yang didirikan Departemen Keuangan tahun 1973 dengan modal Rp 2,5 milyar. Nasabah yang rata-rata bisa mendapatkan kredit Rp 100 juta diikat dengan persetujuan bahwa Bahana akan memegang saham 25% dalam perusahaan yang menerima kredit. "Dengan begitu Bahana ikut bertanggung jawab dalam mengelola perusahaan," ujar Zoelazhar, manajer pengembangan bisnis PT Bahana. Turut sertanya Bahana dalam pemilikan modal si penerima kredit dianggap orang sebagai sikap induk semang yang "bawel". Yang mau tahu isi perut perusahaan yang menerima kredit. Bentuk kerjasama dengan cara ini rupanya belum begitu populer di kalangan pengusaha. Seperti diceritakan Zoelazhar Iskandar "para pengusaha kurang senang kalau ada campur tangan orang luar dalam perusahaan mereka." Itulah makanya nasabah PT Bahana tidak datang membahana. Tujuh tahun usia lembaga keuangan ini hanya 30 perusahaan yang mereka bina. Ada yang mengatakan kerjasama "setengah paksa" ini sudah merupakan sebagian keberhasilan bagi debitur. Paling tidak kalaupun tak maju, 25% dari kerugian ditanggung Bahana. Menurut orang PT Bahana, perusahaan pendinginan udang di Medan, PT Amal Wahana, peternakan ayam PT Rando Agung di Malang dan PT Mahamotin di Tegal, tcrmasuk yang beruntung. "Sekarang saya agak tenang. Tak ruwet lagi," ujar H. Nurdin, Dir-ut PT Mahamotin. Dulu ketika perusahaannya baru merupakan bengkel berkapasitas kecil dia sudah kewalahan mengurusnya. Tapi sekarang setelah mendapat kredit dari Bahana, dia malahan mampu mengendalikannya. "Karena kalau mendapat kesulitan saya bisa minta bantuan Bahana. Tidak saja dalam soal manajemen. Tapi juga soal-soal teknis, seperti mencari langganan baru," cerita H. Nurdin. Dari bengkel kecil, Mahamotin sekarang sudah sanggup melayani pesanan, seperti pembuatan badan mobil dan skuter. Tak heran Nurdin yakin dalam 3 tahun mendatang dia sudah sanggup membeli saham PT Bahana yang sekarang lengket di perusahaannya itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus