Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo meninjau pembangunan bendungan multifungsi Jragung di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 1 Januari 2025. Proyek strategis nasional tersebut kini mencapai progres konstruksi sebesar 80,2 persen dengan target penyelesaian pada Oktober 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dody meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, sebagai penanggung jawab pembangunan, mempercepat pengembangan jaringan irigasi yang terhubung dengan bendungan tersebut. “Yang utama adalah mendukung daerah irigasi Jragung yang diharapkan mampu menyuplai air irigasi sehingga petani bisa menanam tiga kali setahun, dengan tambahan luas tanam mencapai 475 hektare,” katanya dalam keterangan resmi dikutip pada 5 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menambahkan, pada 2025, Kementerian PU akan menyiapkan daerah irigasi baru untuk mendukung operasional Bendungan Jragung. Setelah proses penggenangan air (impounding) selesai pada awal 2026, Kementerian Pertanian diharapkan dapat mulai mencetak lahan sawah baru. “Bendungan ini kita sebut sebagai irigasi premium. Dengan adanya bendungan dan jaringan irigasi, kita harapkan intensitas tanam bisa meningkat,” ujarnya.
Bendungan Jragung memiliki kapasitas tampung hingga 90 juta meter kubik dan luas genangan 451 hektare. Bendungan ini akan menyuplai air bagi daerah irigasi Jragung seluas 4.528 hektare yang mencakup wilayah Kabupaten Demak dan Grobogan. Selain itu, bendungan ini juga menjadi sumber air baku sebesar 1.000 liter per detik yang dialokasikan untuk Kota Semarang (500 liter/detik), Kabupaten Grobogan (250 liter/detik), dan Kabupaten Demak (250 liter/detik).
Tidak hanya itu, Bendungan Jragung juga berperan sebagai infrastruktur pengendali banjir untuk area seluas 880 hektare. Dari sisi energi, bendungan ini memiliki potensi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 90 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 1,4 MW.
Proyek pembangunan Bendungan Jragung dimulai pada pertengahan 2021 setelah penandatanganan kontrak pada akhir 2020. Dengan total anggaran mencapai Rp3 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pekerjaan konstruksi terbagi dalam tiga paket. Paket I dikerjakan oleh PT Waskita Karya, Paket II oleh PT Wijaya Karya-PT BRP (KSO) dan Paket III oleh PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO).