Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mereka Datang Menghibur

Ekspor kayu & teh ke mesir meningkat & ekspor urea telah dimulai. ekspor teh juga sudah dilakukan ke suriah, oman menaruh minat pada jasa kontraktor, semen dan pesawat terbang produksi indonesia. (eb)

18 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUHIBAH Presiden Soeharto ke Timur Tengah Oktober tahun lalu, mulai terasa hikrnahnya. Di Mesir ekspor dari Indonesia seperti kayu, teh dan sebentar lagi pupuk urea diharapkan akan mempunyai pasaran yang lumayan. Pertengahan Januari lalu penga palan kayu yang pertama kali itu sudah pula bertolak ke pelabuhan Port Said di Mesir. Jumlah memang belum seberapa. 3.000 M3 kayu gelondongan dan 3.000 M3 kayu gergajian. Pembeli di Mesir menutup kontrak itu dengan harga $ 54 per M3 rata-rata untuk kayu gelondongan dan $ 134 per M3 untuk kayu gergajian. Harga ini lebih baik dari pada penjualan ke Jepang atau Eropa, dan hagi eksportir di sini yang masih risau dengan pasaran kayu di Jepang, adanya penjualan ke Mesir itu bisa merupakan hiburan sedikit. Bagi Mesir kayu Indonesia juga menguntungkan karena harganya lebih murah dari pada yang selama ini dibelinya dari Rusia dan Afrika. Rusia yang hubungannya dengan Mesir sudah tidak ramah lagi sudah segan menjua kayunya ke Mesir, dan baru mau jual dengan harga yang lebih tinggi. Sedangkan kayu Afrika makin mahal diseahkan tempat penebangannya makin jauh ke pedalaman. Orang Mesir yang gemar teh itu juga merupakan pasaran yang subur bagi produk Indonesia. Tahun lalu Mesir menghabiskan US$18 juta untuk teh Indonesia atau seperlima jumlah ekspor teh Indonesia. Setahun sebelumnya ekspor teh ke Mesir hanya US$5 juta. Jet-Eksekutif Di samping itu Indonesia juga berusah untuk merebut pasaran pupuk urea. Untuk tahap pertama akan diusahakannya mengekspor 100.000 ton pupuk urea ke Mesir dengan nilai US$ 15 juta, sekalipun dalam usaha ini Indonesia harus menghadapi saingan dari Korea Selatan yang tahun lalu mengeduk US$ 2 milyar dari Mesir. Tapi usaha ini mestinya tak susah mengingat Indonesia punya sumber gas alam sendiri di samping jarak geografis yang lebih menguntungkan dibanding Korea Selatan. Peminum teh lainnya, Suria rupanya juga sudah lama diincer pedagang di sini. Orang Suriah menghabiskan 10.000 ton teh setahunnya, yang sebagian besar dibelinya dari India dan Srilangka. Pengapalan pertama sebanyak 500 ton sudah dilakukan, tapi Indonesia berharap bisa merebuf sekurangnya seperlima pasaran teh di Suriah dari tangan Sri Langka dan India. Nampaknya ini merupakan usaha yang sulit. Jarak geografis Indonesia terhadap Suriah, misalnya, kurang menguntungkan dibanding India dan Sri Langka, sedang kapal ke Timur Tengah masih tetap memusingkan bagi eksportir Indonesia. Apalagi kapal yang mengangkut barang Indonesia ke Suriah musti lewat terusan Suez dan membongkar muatan di pelabuhan Port Said yang berarti muatan. dari Indonesia musti pindah kapal sebelum sampai ke Damaskus. Dan seperti pengalaman sebelumnya menunjukkan, kalau terjadi angin buruk antara Sadat dan Hafez Assad, orang-orang di Port Said tak ada yang mau muat barang Indonesia ke Suriah. Agaknya eksportir Irdonesia juga tak bisa mengabaikan Oman, negara kecil di Timur Tenah. Seog pejabat Kementerian Perdagangan Oman, Mohamad A.R. Faqeer, pertengahan Nopember kemarin datang ke Jakarta. Kepada Departemen Perdagangan di sini Faqeer segera mengemukakan minat Oman terhadap jasa-jasa kontraktor dan semen Indonesia: suatu hal yang tak sulit bagi Indonesia untuk dipenuhi. Tapi yang bikin kelabakan adalah minat Sayid Faqeer terhadap pesawat terbang yang dirakit PT Nurtanio di Bandung untuk keperluan pengusaha-pengusaha Oman. Apakah Dir-Ut Nurtanio Dr Habibie dan stafnya sanggup puia bikin jet eksekutif ala Hawker-Sideley buat pengusaha Oman?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus