Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Minat Pakaian Impor Bekas di Gorontalo Tinggi

Pakaian impor bekas yang diperdagangkan di beberapa pasar tradisional dan

1 Mei 2018 | 13.04 WIB

Warga memilih jenis pakaian bekas yang dijual di Pasar Cakar Cidu, Makassar, 26 Juni 2016. Tak hanya pakaian baru, warga juga mencari pakaian bekas yang layak pakai untuk menyambut hari raya Idul Fitri 1437 H. TEMPO/Fahmi Ali
Perbesar
Warga memilih jenis pakaian bekas yang dijual di Pasar Cakar Cidu, Makassar, 26 Juni 2016. Tak hanya pakaian baru, warga juga mencari pakaian bekas yang layak pakai untuk menyambut hari raya Idul Fitri 1437 H. TEMPO/Fahmi Ali

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Gorontalo -Pakaian impor bekas yang diperdagangkan di beberapa pasar tradisional dan sudut Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, masih cukup tinggi minatnya dari masyarakat setempat. Terutama peminatnya dari kalangan generasi muda yang ingin mendapatkan pakaian impor dengan harga terjangkau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Salah seorang pembeli pakaian impor, Rahmat, 26 tahun, mengaku selalu memburu pakaian bekas setiap hari akhir pekan atau hari libur. Karena baru dipasok dari daerah luar, sementara hari biasanya sudah sisa karena telah banyak dipilih pembeli lain, Selasa, 1 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sudah menjadi informasi umum kalau akhir pekan atau libur,banyak pakaian bekas yang di perdagangkan. Sekarang para pedagang itu menjual pakaian bekas di komplek pasar terminal Andalas," katanya.

Rahmat mengatakan, sebelum para pedagang berpindah di pasar terminal Andalas, mereka memperdagangkan di pasar Liluwo. Setelah dari Liluwo, para pedagang pindah di pasar Telaga, Kabupaten Gorontalo.

Selain Rahmat, ada juga Ibrahim, 42 tahun, yang selalu membeli pakaian bekas. Ia mengaku dengan membeli pakaian bekas layak pakai tersebut, bisa menghemat pengeluaran. "Kalau beli di toko, mahal harganya. Dengan harga yang sama, saya bisa mendapatkan dua sampai tiga lembar pakaian di pasar, dibandingkan di toko pakaian," katanya.

Rahmat dan Ibrahim sama-sama mengaku tidak takut terkena berbagai macam penyakit kulit karena menggunakan pakaian bekas. Terlebih pakaian itu berasal dari luar negeri.

Ibrahim mengaku sudah lama menggunakan pakaian bekas tersebut, namun sampai dengan hari ini, belum terkena penyakit kulit yang banyak orang perbincangkan."Saya selalu merendam pakaian bekas sebelum dicuci bersih, agar aman dimanfaatkan," tutupnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus