Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

28 Juli 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JALAN TOL
JORR W2 Tersambung Setelah 20 Tahun

MENTERI Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meresmikan pengoperasian jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) W2 utara Kebon Jeruk-Ulujami pada Senin pekan lalu. Peresmian itu setelah pembangunan jalan tol yang menghubungkan Ciledug-Ulujami sepanjang 2,14 kilometer tersambung. "Kendati pendek, ruas ini mempunyai peran penting," katanya.

Jalan tol Kebon Jeruk-Ulujami menjadi bagian dari jaringan JORR yang digagas pada 1990--menghubungkan Rorotan di kawasan timur Jakarta sampai Penjaringan menuju Bandar Udara Soekarno-Hatta. JORR W2 menjadi ruas terputus dari keseluruhan JORR yang sudah beroperasi lebih dulu.

Total panjang jalan tol JORR W2 mencapai 7,87 kilometer dan menghabiskan dana Rp 2,2 triliun. Sebanyak 70 persen anggarannya berasal dari pinjaman sindikasi perbankan, terdiri atas Bank Mandiri dan Bank DKI.

KINERJA BUMN
Garuda Rugi Rp 2,7 Triliun

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membukukan kerugian US$ 233,9 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun sepanjang semester pertama 2014. Kondisi ini merosot dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, ketika perseroan membukukan laba usaha US$ 14,3 juta.

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan kerugian tersebut lantaran beban usaha yang membengkak 15 persen menjadi US$ 1,96 miliar. Beban usaha itu terutama disebabkan oleh melonjaknya biaya operasional penerbangan. "Operasional penerbangan membengkak 20 persen menjadi US$ 1,19 miliar atau menyumbang 61 persen dari total beban usaha," kata Emirsyah dalam keterangan tertulis kepada Bursa Efek Indonesia, Selasa pekan lalu.

Naiknya biaya bahan bakar 16 persen menjadi US$ 760 juta dan biaya sewa pesawat yang melonjak 40 persen menjadi US$ 326 juta jadi faktor utama penyebabnya. Di sisi lain, pendapatan Garuda pada semester I tahun ini hampir stagnan atau hanya naik 0,7 persen menjadi US$ 1,73 miliar, karena turunnya jumlah penumpang internasional dan depresiasi nilai tukar rupiah.

IMPOR BERAS
Bulog Impor 50 Ribu Ton Beras

Perum Bulog berniat mengimpor beras sebanyak 50 ribu ton pada pertengahan tahun ini. Menurut Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso, hal itu diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas pemerintah pada awal Juli lalu. "Impor sesuai dengan keputusan tersebut," katanya Selasa pekan lalu.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik melaporkan adanya potensi penurunan produksi karena banjir pada awal tahun dan kekeringan pada pertengahan tahun. Dalam angka ramalan I 2014, BPS menyatakan produksi beras akan mencapai 69,87 juta ton atau turun 1,98 persen dari tahun lalu. Angka ramalan diperoleh dari perhitungan produksi riil selama Januari-April, ditambah angka perkiraan Mei-Desember 2014.

Perkiraan produksi itu lebih rendah 4,48 persen dibanding target produksi pemerintah sebesar 73 juta ton. Pengadaan beras Bulog hingga 18 Juli lalu juga baru mencapai 1,86 juta ton. Angka itu lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 2,42 juta ton. l

INFRASTRUKTUR
Jembatan Comal Ambles Ancam Inflasi

AMBLESNYA jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah, mengancam terkereknya inflasi pada Juli ini. Setijadi, Chairman Supply Chain Indonesia, memperkirakan adanya lonjakan biaya pengangkutan bahan kebutuhan pokok hingga 25 persen setelah jembatan Comal ambruk pada 17 Juli lalu.

Jembatan Comal di jalur pantai utara itu menjadi jalan utama distribusi barang di Pulau Jawa. Sebanyak 80 persen pengiriman barang di pulau terpadat ini melalui angkutan jalan. Karena terjadi gangguan, waktu dan biaya logistik bakal membengkak hingga 10-25 persen dan berujung pada naiknya harga.

Namun Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung optimistis inflasi tetap terkendali. Ia merujuk pada penghitungan Badan Pusat Statistik yang memprediksi inflasi Juli di bawah 1 persen. "Kita cari jalan keluarnya," ujarnya Selasa pekan lalu.

PERBANKAN
Kredit Kian Lambat

SURVEI Bank Indonesia kepada 42 bank umum menunjukkan tren pengucuran kredit perbankan semakin ketat. Akibatnya, pertumbuhan kredit baru masih dalam tren menurun. Irwan Lubis, Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Bidang Pengawasan Perbankan, mengatakan kucuran kredit perbankan mencapai 3,29 persen dari akhir 2013 hingga Mei lalu. "Adapun hingga Juni mencapai 4 persen," katanya Senin pekan lalu.

Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, mengatakan pertumbuhan kredit 2014 diperkirakan melambat menjadi 18,2 persen. Secara year on year, pertumbuhan itu lebih rendah dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya, yaitu 21,8 persen. Bank yang mencatatkan rapor tertinggi adalah Bank Rakyat Indonesia, yang membukukan pertumbuhan kredit naik 4,67 persen menjadi Rp 450,76 triliun. l

PARIWISATA
Belanja Wisatawan di Jakarta Tumbuh Tertinggi

Belanja pengunjung internasional di Jakarta tahun ini diperkirakan tumbuh tertinggi di Asia-Pasifik. Presiden MasterCard Asia Tenggara Matthew Driver mengatakan nilai pengeluaran para pengunjung tersebut diprediksi mencapai US$ 1,8 miliar setahun ini atau tumbuh 26,2 persen dibanding pengeluaran pada 2013 yang sebesar US$ 1,4 miliar. "Dari nilai dan volume, Jakarta tumbuh paling menjanjikan di Asia-Pasifik," ujar Driver di Jakarta, Senin pekan lalu.

Berdasarkan laporan Indeks Destinasi Global MasterCard 2014, Jakarta berada di urutan ke-17 di Asia-Pasifik dan ke-56 di dunia dalam hal peringkat kota berdasarkan nilai belanja pengunjung internasionalnya. Adapun dari segi jumlah pengunjung internasional, Jakarta menempati urutan ke-25 di Asia-Pasifik dan ke-66 di dunia. Jumlah pengunjung di Jakarta diprediksi mencapai 1,7 juta orang tahun ini atau naik 18,8 persen dibanding pada 2013.

Belanja pengunjung internasional juga diprediksi tumbuh tinggi di beberapa kota lain di Asia Tenggara, di antaranya Hanoi, yang diperkirakan tumbuh 15,1 persen, dan Manila, yang diproyeksikan tumbuh 14,3 persen. l

SUBSIDI BBM
Bank Dunia Sarankan Jokowi Cabut Subsidi BBM

Bank Dunia menyarankan pemerintahan baru di bawah Joko Widodo-Jusuf Kalla nanti segera mencabut subsidi bahan bakar minyak yang terus membesar setiap tahun. Anggaran subsidi BBM naik dari Rp 210,7 triliun menjadi Rp 246,4 triliun dalam anggaran perubahan 2014. Anggaran masih mungkin membengkak jika kuota BBM yang dipatok pemerintah melebihi 48 juta kiloliter.

Pemerintah, menurut Bank Dunia, mau tak mau harus mengambil kebijakan ini agar perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Apalagi sasaran subsidi BBM selama ini meleset dari target. "Sebanyak 5-10 persen subsidi BBM dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas," kata Direktur Senior Ekonomi Makro dan Manajemen Fiskal Bank Dunia Marcelo Giugale, Senin pekan lalu.

Pemerintah mendatang disarankan mengalihkan subsidi BBM ke sektor lain untuk menambah lapangan pekerjaan. Saran ini disokong oleh Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri, yang berharap Jokowi nanti bisa menaikkan harga jual BBM.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus