Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

1 Agustus 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KARTEL BAWANG PUTIH
Menteri Gita Somasi KPPU

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan melayangkan somasi ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Penyebabnya, salah satu investigator KPPU menyebut Gita telah menghambat persaingan di antara pemasok dalam kasus dugaan kartel bawang putih.

"Kami sudah mengirim somasi ke Ketua KPPU," kata Gita pekan lalu. "Kok, sampai lembaga itu berani-beraninya membolehkan salah satu investigatornya melontarkan tuduhan yang belum diputuskan secara majelis."

Menurut Gita, tuduhan KPPU tidak beralasan. Kebijakan yang diambilnya, juga oleh jajarannya di Kementerian Perdagangan, justru terbukti menurunkan harga bawang putih. Ia menyimpulkan, "Itu (penurunan harga) berlawanan dengan nuansa kartelisasi yang biasanya menopang kenaikan harga."

Sebelumnya, sebanyak 22 perusahaan disebut sebagai terlapor dalam sidang perdana dugaan praktek kartel bawang putih yang tengah disidangkan KPPU pada 24 Juli lalu. Investigator penuntut KPPU, Muhammad Nur Rofik, menyebutkan terlapor terdiri atas 19 perusahaan, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Menteri Perdagangan, dan Badan Karantina Pertanian.

Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Hukum KPPU Ahmad Junaidi, menyebut nama Gita sebagai pihak terlapor tidak melanggar hukum. Pembuktian dugaan pelanggaran nantinya dilakukan melalui pemeriksaan. "Jadi ini masih dugaan, bukan terbukti melanggar," ujarnya.

TRANSPORTASI
Perbaikan Dermaga Merak

PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) memperbaiki Dermaga V Pelabuhan Merak, yang ambruk dan rusak parah, pekan lalu. Perbaikan diharapkan selesai pekan ini—bertepatan dengan waktu arus mudik Lebaran. "Uji coba akan dilakukan 1 Agustus. Jika bagus, akan langsung digunakan," kata juru bicara ASDP, Mario Sardadi.

Ambruknya Dermaga V diduga akibat baut yang mengikat hidrolik lepas. Direktorat Teknis Perhubungan Darat dan Badan Pemeriksa Keuangan turun tangan memeriksa dokumen pembuatan dermaga tersebut. "Dermaga V berada di tempat yang arus lautnya deras. Seharusnya konstruksinya benar dan baik," ujar Kepala Otoritas Pelabuhan Penyeberangan Endi Prasetio.

Tak dapat berfungsinya Dermaga V membuat kendaraan yang hendak menyeberang terhambat. Dermaga V memiliki kapasitas sandar untuk 4-5 kapal dengan capaian trip sebanyak 15-20 kali dan mengangkut bermacam kendaraan. "Muatan kapal rata-rata 75 kendaraan per trip. Jadi total 1.600 kendaraan tak bisa terangkut," Mario menambahkan.

ENERGI
Pertamina Stop Pasokan Minyak ke Plaju

PT Pertamina (Persero) menetapkan status darurat untuk jalur distribusi minyak melalui pipa dari Tempino, Jambi, ke Plaju, Sumatera Selatan. Aliran minyak ke kilang Plaju berhenti sejak Rabu pekan lalu.

Juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan pihaknya menghentikan pasokan sampai ada jaminan keamanan dari pihak berwenang. "Kalau sudah aman dan tidak ada aksi penjarahan lagi, baru akan kami salurkan (minyaknya)," katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah kilang Plaju, Pertamina memperoleh pasokan dari pipa pendek sumur minyak sekitar Palembang, seperti Talang Akar, Pendopo, Kaje, Ramba, Bentayan, serta jalur kapal dari Duri dan Udi.

Pencurian minyak di daerah itu terus berlangsung. Data terbaru, pada 17-24 Juli 2013 terjadi pencurian di 17 lokasi. Pencuri melubangi pipa utama berukuran 8 inci. Dari lubang itu kemudian disambung dengan pipa kecil (tapping). Selama sepekan, total minyak yang hilang mencapai 39 ribu barel atau setara dengan Rp 39 miliar.

Jumlah minyak yang dicuri pada Januari-Juni 2013 mencapai 280 ribu ton barel atau sekitar Rp 290 miliar. Padahal pipa yang dilubangi itu baru ditanam dengan kedalaman 1,5-2 meter dengan nilai investasi US$ 71 juta.

PERDAGANGAN
Daging Impor Tiba di Priok

Kapal pengangkut daging sapi telah bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok pekan lalu. "Tujuh kontainer sudah bongkar-muat di sana," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Bobby R. Mamahit.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan daging yang diangkut dengan kapal laut sebanyak 96,97 ton. "Sampai Minggu (28 Juli lalu) diperkirakan masuk 425 ton," katanya. "Saya yakin paling lambat 2 Agustus masuk 1.093 ton."

Pemerintah telah mengizinkan Bulog mengimpor sapi dari Australia. Selain membuka keran impor, pemerintah berencana mencari pelabuhan alternatif yang tak terlalu padat.

Dua pelabuhan sedang menjadi pertimbangan, yakni Lampung dan Banten. Namun keduanya belum memiliki fasilitas memadai untuk menampung impor daging. l

PAJAK
Ditjen Pajak Tetap Kejar Asian Agri

Direktorat Jenderal Pajak memastikan tetap menagih sisa terutang pajak yang belum dibayarkan Grup Asian Agri meskipun perusahaan itu mengajukan keberatan atau banding.

"Proses keberatan dan banding tidak akan menghalangi penagihan," ujar Kepala Seksi Hubungan Eksternal Ditjen Pajak Chandra Budi akhir pekan lalu.

Jika sisa terutang pajak belum dibayarkan melebihi tempo surat ketetapan pajak (SKP), kata Chandra, perusahaan dikenai denda tambahan sebesar dua persen tiap bulan.

Grup Asian Agri sebelumnya mendatangi Ditjen Pajak untuk meminta penjelasan soal jumlah terutang pajak sebanyak Rp 1,96 triliun. Chandra mengatakan perusahaan baru membayar 50 persen dari total terutang.

General Manager Grup Asian Agri Freddy Wijaya menyatakan keberatan atas tagihan pajak itu. "Terhadap SKP yang ditetapkan, kami akan mengajukan keberatan," ucapnya.

PERTAMBANGAN
Freeport Akan Bangun Smelter

PT Freeport Indonesia akhirnya setuju membangun smelter atau pabrik pengolahan untuk hasil tambang tembaganya. Direktur Utama Freeport Indonesia Roziq B. Soetjipto mengatakan perusahaan sedang menyusun nota kesepahaman (MoU) dengan tiga perusahaan untuk mendukung rencana itu.

"Kami melaporkan perkembangan ini ke menteri," ujarnya pekan lalu. Ketiga perusahaan itu adalah Nusantara Smelting, Indo Smelting, dan Indovasi. Nantinya pemerintah yang menentukan salah satu atau memilih langsung ketiga perusahaan itu.

Freeport saat ini juga melakukan studi kelayakan dengan menggandeng konsultan luar negeri. Menteri Perindustrian Mohammad Suleman Hidayat mengatakan perusahaan asal Amerika Serikat itu berjanji akan taat pada peraturan yang ada.

Selama ini, kata Hidayat, Freeport langsung mengekspor hasil tambangnya. Ide membangun smelter tak pernah terlintas sebelumnya karena hanya memberikan margin keuntungan yang kecil.

Rencananya penandatanganan MoU akan terjadi pada Agustus ini. Smelter tersebut mampu mengolah tembaga yang selama ini diekspor Freeport. Jumlah konsentratnya sekitar 300 ribu ton per tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus