Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

26 Desember 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dana Nasabah
Pemisahan Rekening Efek Lamban

PERLU kerja keras untuk memisahkan rekening dana nasabah dari rekening dana perusahaan efek selaras tenggat 1 Februari 2012. Hingga kini, dari 362.262 sub-rekening (nasabah) yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia, baru 2,11 persen atau sekitar 7.633 rekening terpisah dari rekening dana milik sekuritas.

Kepala Bagian Pengawasan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Syamsul Hidayat menjelaskan, jika pada 1 Februari 2012 ada nasabah yang belum membuka rekening, transaksi secara otomatis dihentikan. Penghentian akan berdampak pada perdagangan saham di hari itu. Toh, sejauh ini belum ada rencana pengunduran tenggat.

Selain mengintensifkan sosialisasi ke perusahaan efek dan nasabah, Bapepam-LK akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk mengupayakan kemudahan pembukaan rekening nasabah pasar modal di bank pembayaran. Kelima bank itu adalah BCA, CIMB Niaga, Permata, Mandiri, dan BNI. ”Saya kira nasabah dan perusahaan efek sudah paham. Keduanya harus bisa melakukan ini,” kata Syamsul.

Iklan
Indonesia Juara Iklan

BELANJA iklan di Indonesia selama kuartal ketiga tahun ini US$ 2,1 miliar atau sekitar Rp 19,14 triliun, alias naik 24 persen dibanding kuartal sebelumnya. Data itu disampaikan lembaga riset Nielsen pekan lalu. Pertumbuhan ini tertinggi di kawasan Asia Tenggara, yang rata-rata naik 16 persen. Sesudah Indonesia, menyusul Filipina (15 persen) dan Singapura (10 persen).

Pertumbuhan tersebut didorong kenaikan belanja iklan televisi sebesar 25 persen dan iklan koran 22 persen. Sementara itu, iklan majalah stabil pada kisaran 7 persen. ”Pertumbuhan disebabkan oleh kegiatan beriklan selama bulan puasa dan hari raya,” ujar Managing Director Media Group Nielsen Indonesia Irawati Pratignyo.

Sektor telekomunikasi tetap mencatatkan belanja terbesar dengan pertumbuhan sampai 89 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Pembelanja terbesar lainnya adalah pemerintah/politik serta produsen perawatan rambut, yang masing-masing tumbuh 27 persen dan 11 persen.

Lahan Sawit
Lahan Sawit Baru Cargill

PERUSAHAAN agrikultur Cargill membuka lahan sawit baru seluas 7.300 hektare di Mukut—daerah antara Palembang dan Jambi. Pembukaan lahan itu dilakukan PT Handoli sebagai anak perusahaan dan dirancang dalam kurun Mei hingga November tahun depan.

Target produksi lahan baru itu 30 ton minyak sawit mentah (CPO) per hektare. ”Dari pohon yang usianya sudah tua saja bisa diproduksi 25 ton per hektare, apalagi yang baru akan ditanam tahun depan,” kata Direktur Operasional Cargill John Hartmann. Dengan capaian ini, Cargill yakin bisa memenuhi seluruh permintaan kelapa sawit dunia pada 2020.

Permintaan sawit yang tidak bisa dipenuhi oleh pasokan produksi mendorong harga di pasar internasional dan diprediksi akan menembus rekor tertinggi tahun depan sebesar US$ 1.200 per ton. ”Tidak peduli masih ada krisis atau tidak, kondisi pasokan yang tidak bisa memenuhi kebutuhan akan membuat harga komoditas booming,” ujar Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia Derom Bangun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus