Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PASAR MODAL
Saham Krakatau Terbang Tinggi
HARGA saham PT Krakatau Steel Tbk. melambung tinggi dalam pencatatan perdananya di Bursa Efek Indonesia, Rabu pagi pekan lalu. Harga saham pabrik baja pelat merah itu naik drastis hampir mencapai 50 persen. Akibatnya, perdagangan saham berkode KRAS ini tak bisa dilanjutkan karena terkena penghentian otomatis (auto rejection).
Pada saat pembukaan, saham Krakatau Steel dibuka pada harga Rp 850. Namun, beberapa menit kemudian harganya melonjak menjadi Rp 950, dan bahkan menembus Rp 1.270 per lembar, sehingga terkena penghentian otomatis. Dua pekan sebelumnya, privatisasi produsen baja yang berlokasi di Cilegon, Banten, ini kisruh. Sejumlah analis, ekonom, dan politikus menilai harga penawaran Rp 850 terlalu murah. Penjatahannya juga kacau-balau.
Menurut analis PT Valbury Asia, Nico Omer Jonckheere, lonjakan harga saham Krakatau di pasar perdana membuktikan harga saham perusahaan itu terlalu rendah. Sebenarnya, kenaikan harga saham di hari pertama pencatatan wajar. ”Tapi batas toleransi kenaikan biasanya hingga 15 persen,” ujarnya.
Namun Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan bahwa kenaikan harga saham Krakatau itu sesuai dengan mekanisme pasar. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengatakan Komisi Pemberantasan Korupsi bisa menyelidiki privatisasi Krakatau jika ada indikasi merugikan negara. ”Badan Pengawas Pasar Modal juga bisa mengauditnya,” ujar dia.
SERTIFIKAT BANK INDONESIA
Tenor Tiga Bulan Ditiadakan
BANK Indonesia tak akan melelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor tiga bulan. Sebelumnya bank sentral juga menghentikan penerbitan Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu satu bulan.
Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah, kebijakan itu dikeluarkan untuk menggiring kelebihan likuiditas pada instrumen investasi Bank Indonesia yang berjangka lebih panjang. ”Bank Indonesia sementara ini hanya akan menawarkan SBI bertenor enam dan sembilan bulan,” kata dia di Jakarta, Rabu pekan lalu.
Bank Indonesia optimistis investor asing tak akan lari gara-gara kebijakan ini. ”Indonesia masih atraktif,” ujarnya. Arus dana masuk ke Indonesia tetap tinggi karena imbal hasilnya masih lebih baik dibanding negara lain. Kondisi ini diprediksi masih akan terjadi sampai akhir tahun depan.
Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani mengatakan pembatasan transaksi Sertifikat Bank Indonesia itu membuat investor mengalihkan dananya ke surat utang negara. ”Akan menjadi dilema bila terjadi pembalikan modal asing,” ujarnya.
AKSI KORPORASI
Bhakti Akuisisi UOB Life
BHAKTI Capital Indonesia Tbk. menyelesaikan pengambilalihan 99,9 persen saham UOB Life-Sun Assurance pekan lalu. Nantinya nama UOB Life berubah menjadi MNC Life Assurance.
Menurut Direktur Utama Bhakti Capital Darma Putra, akuisisi itu akan berdampak positif bagi perkembangan usaha Bhakti sebagai perusahaan investasi. Apalagi prospek industri asuransi nasional amat cerah. ”Tingkat penetrasi pasarnya masih rendah,” katanya di Bursa Efek Indonesia, Senin pekan lalu.
Analis Financorfindo Nusa, Helen, memperkirakan bahwa setelah akuisisi rampung, perusahaan asuransi itu akan dikonsolidasi dengan perusahaan lain milik Grup Bhakti di sektor jasa keuangan. Saat ini Bhakti Capital memiliki tiga anak usaha, yakni PT Bhakti Securities, PT Bhakti Asset Management, dan PT Bhakti Finance.
PERBANKAN
Bank Mandiri Masuk Shanghai
PT BANK Mandiri Tbk. akhirnya bisa membuka kantor cabang operasional di Cina setelah mendapat izin dari China Banking Regulatory Commission pada 3 November lalu. Bank terbesar di Indonesia ini nantinya akan membuka kantor cabang pertama di Shanghai.
Direktur Bank Mandiri Thomas Arifin mengatakan pembukaan kantor cabang yang telah diupayakan sejak 2007 itu diharapkan mulai beroperasi pada semester pertama 2011. Di Negeri Tirai Bambu, kata dia, Bank Mandiri sudah bisa melayani aktivitas perbankan, seperti menghimpun dana korporasi, menyalurkan kredit, transaksi perdagangan ekspor-impor dan remitansi. ”Kami berharap bisa mendukung upaya pemerintah mencapai transaksi perdagangan US$ 50 miliar dengan Cina,” katanya di Jakarta, Kamis pekan lalu.
Selama ini bank asal Indonesia kesulitan membuka cabang di luar negeri. Negara seperti Singapura, Malaysia, dan Cina tak menerapkan asas resiprokal, sehingga tak mau begitu saja memberikan izin bagi bank asing membuka cabang di negerinya. Ini berkebalikan dengan Indonesia, yang sangat liberal. Bank Indonesia sangat mudah memberikan izin kepada bank asing membuka cabangnya di sejumlah daerah.
PERSAINGAN USAHA
Dugaan Oligopoli Industri Unggas
KOMISI Pengawas Persaingan Usaha mempelajari kemungkinan terjadinya praktek oligopoli dan persaingan usaha tidak sehat dalam industri pembibitan unggas. Menurut anggota Komisi, Ahmad Ramadhan Siregar, belakangan industri ini terus bertumbuh. Tapi pertumbuhannya tidak menyebar rata. ”Pertumbuhannya vertikal dan terkonsentrasi di beberapa perusahaan saja,” kata dia di Jakarta, Senin pekan lalu.
Lembaga antipersaingan tak sehat itu menduga ada pengaturan distribusi dan harga dalam industri pembibitan. Apalagi perusahaan-perusahaan besar memproduksi anak ayam, pakan, dan obat-obatan. ”Harga anak ayam juga relatif sama meski perusahaan pembibitan banyak.”
Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Krissantono mengatakan persaingan bisnis penghasil bibit unggas sangat ketat. Namun dia yakin tidak ada praktek oligopoli, karena pemainnya sangat banyak, yakni 35 perusahaan pembibitan unggas. Dia juga menjamin tidak ada kesepakatan di antara pengusaha mengatur distribusi dan harga anak ayam. ”Konsumen sendiri yang menentukan harga,” ujarnya.
PRIVATISASI
Februari, Garuda Jual Saham
PEMERINTAH akan segera memprivatisasi PT Garuda Indonesia lewat penawaran saham kepada publik (initial public offering, IPO). Menurut Deputi Bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian Badan Usaha Milik Negara Sumaryanto Widayatin, penjualan saham Garuda ke masyarakat itu dijadwalkan pada Februari tahun depan. ”Prosesnya dimulai pada 11 Februari,” ujarnya kepada wartawan di Bandung, Kamis pekan lalu.
Garuda satu-satunya badan usaha milik negara yang diprivatisasi tahun depan. Hasil penjualan sebagian sahamnya akan digunakan untuk merestrukturisasi utang dan ekspansi. Pemerintah telah menunjuk penasihat keuangan Rotschild. Bahana Securities, Danareksa, dan Mandiri Sekuritas akan menjadi penjamin pelaksana emisi Garuda.
Juru bicara Garuda, Pujobroto, mengatakan penjualan saham Garuda akan menggunakan laporan keuangan periode September 2010. Awal 2011, Garuda akan melakukan road show ke sejumlah negara untuk menawarkan saham perseroan. ”Di antaranya ke Eropa dan Amerika,” ujarnya belum lama ini.
PENERBANGAN
Maskapai Rugi Rp 35 Miliar
PENUTUPAN Bandar Udara Adisutjipto akibat letusan Gunung Merapi selama sepekan lalu membuat sejumlah maskapai penerbangan merugi. Ketua Umum Asosiasi Maskapai Penerbangan Indonesia (Inaca) Emirsyah Satar memperkirakan maskapai penerbangan kehilangan pendapatan Rp 35,3 miliar akibat penutupan bandar udara di Yogyakarta itu.
Angka itu diperoleh dari 42 penerbangan domestik dikalikan kapasitas 100 kursi per pesawat dan tarif penumpang yang besarnya Rp 300–500 ribu. ”Angka itu bisa lebih besar karena kapasitas pesawat dan tarif per penumpang berbeda tiap maskapai penerbangan,” ujar Emir di Jakarta, Selasa pekan lalu. Kerugian bisa bertambah besar lantaran ada tiga penerbangan internasional ke Kota Gudeg itu.
Kerugian maskapai bisa bertambah besar bila penerbangan ke Jakarta ditutup. Beruntung, debu vulkanik Merapi tidak sampai mempengaruhi aktivitas di Bandar Udara Soekarno-Hatta, meski sejumlah maskapai asing sempat membatalkan perjalanan dari dan ke Jakarta.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti Singayuda Gumay mengatakan bahwa Soekarno-Hatta aman didarati karena abu vulkanik Merapi tidak sampai ke Jakarta. ”Abu Merapi bergerak ke arah barat dan selatan luar Jakarta,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo