Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penambahan Modal
Pemerintah Prioritaskan BNI
KEMENTERIAN Badan Usaha Milik Negara memutuskan memprioritaskan penambahan modal PT Bank BNI Tbk. dibanding PT Bank Mandiri Tbk. ”Penambahan modal BNI jauh lebih mendesak,” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Jakarta pada Kamis pekan lalu.
BNI dan Mandiri akan menambah modal lewat mekanisme penjualan saham baru (rights issue). Pemerintah sebagai pemilik kedua bank akan membeli saham baru tersebut. Dananya masuk menjadi modal BNI dan Mandiri. ”Penambahan modal BNI (akan dibuat) pada kuartal keempat. Bank Mandiri insya Allah tahun depan,” ujarnya.
BNI akan menerbitkan 3,37 miliar lembar saham baru untuk mendapatkan dana Rp 8-11 triliun. Mandiri menawarkan 2,36 miliar lembar saham baru senilai Rp 10-15 triliun. Kedua bank ini telah mengantongi izin Dewan Perwakilan Rakyat.
Pemerintah memberikan tenggat kepada BNI untuk merampungkan audit laporan keuangan kuartal ketiga pada 15 Oktober nanti. ”Kalau melanggar batas itu, kesempatan BNI hilang,” kata Mustafa. Direktur Utama BNI Gatot Suwondo berjanji taat pada tenggat itu. ”Kami siap,” katanya. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini memahami keputusan pemerintah. ”Kami melihat urgensi BNI,” ujarnya.
Keuangan
IDB Kucurkan US$ 2,8 Miliar
BANK Pembangunan Islam alias IDB memberikan pinjaman US$ 2,8 miliar (sekitar Rp 29 triliun) kepada Indonesia. Ini komitmen pinjaman sepanjang sejarah bank itu. Dana pinjaman akan dipakai untuk pendidikan dan pembangunan infrastruktur melalui pola kerja sama pemerintah-swasta.
Menurut Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Dewo Broto, separuh dana pinjaman akan digunakan untuk proyek-proyek pemerintah. ”Pinjaman ini tanpa syarat politis,” ujarnya di Jakarta pada Kamis pekan lalu.
IDB—kini beranggotakan 56 negara—belum menentukan proyek yang akan dilaksanakan selama empat tahun ke depan. Tapi bank ini ingin berkontribusi pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri.
Aksi Korporasi
Pertamina Ambil Alih Inpex
PT Pertamina Hulu Energi resmi mengambil alih 100 persen saham Inpex Jawa Limited. Proses akuisisi rampung setelah digelar seremoni penutupan pembelian di Tokyo, Jepang, pada Kamis pekan lalu. Inpex adalah perusahaan minyak dan gas bumi Jepang yang saat ini menguasai 7,25 persen saham di Blok Offshore North West Jawa, Jawa Barat. Inpex memiliki 100 persen saham di Inpex Sumatera Limited, yang mengelola Blok Offshore South East Sumatera.
Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan mengatakan akuisisi Inpex akan membantu Pertamina mengelola lapangan minyak dan gas di lepas pantai. ”Pertamina siap menjadi operator di blok lepas pantai di dalam dan luar negeri,” katanya.
Blok Offshore North West Jawa memasok gas ke PT Pupuk Kujang di Cikampek dan Karawang, pembangkit listrik milik PT PLN, serta PT PGN Tbk. Adapun Blok Offshore South East Sumatera memasok gas ke PLN dan memasok minyak untuk kilang Pertamina di Cilacap.
Forum Eksekutif
General Electric Hadirkan Jeffrey R. Immelt
Presiden dan CEO General Electric (GE) Jeffrey R. Immelt, 54 tahun, menjadi pembicara utama forum diskusi bisnis terbatas pada Rabu pekan lalu di Jakarta. Bertempat di Hotel JW Marriott, Immelt membawakan topik berjudul ”21th Century Leadership: A Global Mindset”.
Hadir dalam acara ini sejumlah direktur badan usaha milik negara—seperti Telkom, Garuda, Angkasa Pura, dan Asabri. Juga nasabah dan mitra bisnis GE, para diplomat asing, serta sejumlah perwakilan lembaga negara.
Dalam presentasinya, Immelt menyatakan, antara lain, dalam 15 tahun terakhir GE telah bekerja sama dengan banyak BUMN. ”Kami terus berupaya mencari lebih banyak pasar seperti Indonesia,” ujarnya. Dia menekankan kemakmuran suatu negara lebih cepat tercapai bila perusahaan negara tumbuh sehat dan berperan optimal menggerakkan ekonomi.
Pada hari yang sama, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menerima Immelt dan beberapa eksekutif puncak GE di kantornya, di Jakarta Pusat. ”Kunjungan ini lebih bersifat courtesy,” ujar Handry Satriago, 41 tahun, Presiden GE Indonesia, kepada Tempo. Handry menambahkan, Immelt meminta tim GE Indonesia lebih meluaskan pelayanannya ke daerah dan tak hanya berkonsentrasi di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo