Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TABUNG kaca setinggi orang dewasa berdiri di salah satu sisi ruang uji milik Nokia Corporation di Beijing, Cina. Panjangnya kira-kira sedepa. Lebarnya setengah dari panjang tabung. Di dalam tabung tampak sebuah kotak yang dibagi empat ruang sejajar. Alas kotak bagian atas dan bawah terbuat dari benda keras mirip ubin. Di ujung kiri dan kanan bawahnya ada as untuk memutar kotak.
Daky Yang, insinyur di pusat uji Nokia, menaruh telepon seluler di salah satu ruang kotak. Setelah menutup pintu tabung, dia menekan tombol hijau. Sejurus kemudian, kotak tadi berputar seperti molen. Telepon seluler di bawah kotak bergerak ke atas mendekati atap tabung. Tiba-tiba telepon seluler lepas dari dasar kotak dan jatuh. Brak…, telepon seluler seperti membentur lantai, mental lagi ke atas membuat gerakan memutar sekali sebelum benar-benar diam.
Daky mengambil dan memeriksa telepon seluler itu. Dipelototinya gadget tersebut dan dimasukkan kembali ke simulator. Proses membontang-banting telepon diulang beberapa kali. ”Ini simulasi telepon seluler jatuh dari saku baju ke lantai,” kata Daky belum lama ini di Beijing.
Di ruang lain, tiga pasang kain jins yang dibentuk mirip celana panjang terikat simpul logam di masing-masing ujungnya. Di bagian atas celana dibikin belahan mirip saku pantalon jins. Telepon seluler diselipkan ke saku buatan itu. Seperti pada simulator pembanting, ada poros di bagian tengah logam penghubung simpul. Titik poros tersambung dengan mesin. Secara otomatis, ”celana jins” bergerak seperti kaki manusia yang sedang berlari cepat.
Simulasi jins ini, kata Daky, menguji kondisi telepon seluler saat orang memasukkannya ke saku celana jins ketat dan bergesekan dengan kainnya yang kasar. Ketika telepon seluler disimpan di saku belakang celana, kadang-kadang tanpa sengaja peranti itu tergencet manakala si empunya duduk.
Itulah sebagian kecil pengujian telepon seluler produksi Nokia di Beijing. Masih banyak pengetesan teknis lainnya. Uji kebanyakan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya pengujian daya tahan telepon seluler yang terkena bedak, tabir surya, dan kosmetik. Ada juga pengujian ponsel dari tumpahan air minum, kopi, atau cairan lainnya.
Pusat uji ini bagian penting dari rangkaian kerja Nokia Cina yang terletak di Kawasan Industri Xingwang, sekitar 70 kilometer timur Beijing. Mereka menyebutnya kampus hijau, sebuah bangunan ramah lingkungan. Gedung ini kantor pusat Nokia di Negeri Tirai Bambu, sekaligus markas riset dan pengembangan. Di gedung itu juga berkumpul perusahaan pemasok komponen dan peranti lunak untuk Nokia.
Perusahaan asal Finlandia itu sudah ada di Cina lebih dari 25 tahun silam. Nokia Beijing memproduksi 72,6 juta unit telepon seluler setahun, dengan nilai penjualan bersih 6,42 miliar euro (sekitar Rp 83 triliun). Setidaknya 2.800 orang bekerja di sini. ”Negeri ini pasar raksasa,” kata wakil pemimpin Nokia Cina, David Tang.
Pabrik Nokia lainnya terletak di Dongguan, yang berdiri sejak 1995. Dua pabrik Nokia di Cina itu memasok telepon seluler ke semua negara di dunia. Selain di Beijing, Nokia punya tujuh pusat uji produk lain di seluruh dunia. Di antaranya di Southwood, Inggris, dan San Diego, Amerika Serikat. Seperti pusat uji Nokia di negara lain, uji telepon seluler Nokia di Cina sangat ketat. Tes dilakukan sejak prototipe hingga siap dilempar ke pasar.
Menurut Direktur Pusat Riset Liu Zhen, uji tersebut hanya segelintir tes yang dilakukan Nokia Cina. Total jenderal, ada 200 uji mekanis yang dilakukan produsen telepon seluler terbesar keempat di dunia itu. Tujuannya hanya satu. ”Mutu dan kualitas telepon seluler tetap oke dan bisa diandalkan penggunanya,” ujarnya.
Sunudyantoro (Beijing)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo