Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

29 Juni 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dana Stimulus
Cuma Dua Persen

Penyerapan dana stimulus infrastruktur berjalan sangat lambat. Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang dirilis pekan lalu, hingga akhir Mei dana yang cair baru dua persen dari Rp 12,2 triliun. ”Ini indikasi gagalnya stimulus 2009,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi. Mestinya, kata dia, sudah 50 persen.

Sofjan menuding departemen teknis sebagai biang keladi kelambanan. Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat, Melchias Markus Mekeng, menyalahkan mekanisme pengurusan proyek di birokrasi. ”Termasuk tender, terlalu ribet,” kata Melchias.

Tapi tudingan itu dibantah oleh Direktur Jenderal Anggaran Anny Ratnawati. Dia menegaskan, sudah banyak proyek yang jalan. Cuma, karena belum selesai, kontraktor belum mengajukan tagihan kepada pemerintah. Yang dua persen itu, kata dia, adalah pembayaran tagihan, bukan realisasi proyek. ”Penyerapan berbeda dengan realisasi pembayarannya,” katanya di Jakarta, pekan lalu.

Pemerintah, dengan persetujuan Dewan, mengalokasikan stimulus fiskal sebesar Rp 73,3 triliun untuk 2009. Sebesar Rp 61,1 triliun dalam bentuk potongan pajak dan Rp 12,2 triliun untuk tambahan belanja infrastruktur. n

Telekomunikasi
BlackBerry Baru Disetop

PEMERINTAH menghentikan sementara penjualan BlackBerry tipe baru yang akan diedarkan di Indonesia mulai Juni 2009. Departemen Komunikasi dan Informatika tak menerbitkan sertifikasi produk tersebut. Khusus BlackBerry yang sudah beredar di pasar, tetap legal.

Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Departemen Komunikasi dan Informatika Gatot S. Dewa Broto mengatakan, tanpa sertifikat, produk tersebut tidak bisa dipasarkan. Direktorat Jenderal Bea-Cukai pun akan menahan BlackBerry impor yang masuk pelabuhan. ”Jika ada yang beredar di pasar, itu produk ilegal,” kata Gatot kepada Tempo di Jakarta, Rabu pekan lalu.

Pemerintah meminta Research In Motion Limited alias RIM—produsen telepon pintar BlackBerry asal Kanada—membuka kantor layanan purnajual di Indonesia. Sejak dipasarkan tahun lalu sampai sekarang, produk itu telah terjual sekitar 300 ribu unit. Akhir tahun ini penjualan diperkirakan menembus 1 juta unit. Namun, perusahaan tersebut belum punya kantor layanan purnajual di sini.

Juru bicara RIM Asia-Pasifik di Hong Kong, Katie Lee, ketika dimintai konfirmasi, mengatakan, ”Kami sedang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar BlackBerry di Indonesia,” kata Lee singkat melalui pesan pendek.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu belum mempelajari penghentian impor BlackBerry. Menurut dia, hal itu wewenang Departemen Komunikasi dan Informatika. ”Saya belum tahu. Silakan tanya ke Departemen Komunikasi,” kata dia, Kamis pekan lalu.

Bursa Indonesia
Direksi Baru

ITO Warsito terpilih sebagai Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, menggantikan Erry Firmansyah. Dalam rapat umum pemegang saham tahunan Bursa, Rabu pekan lalu, Komisaris Utama PT Bahana Securities ini didukung 79 dari 112 anggota Bursa yang hadir. Pesaingnya, I Made Rugeh Ramia, meraih 34 suara. Rapat ini dihadiri 95 persen pemegang saham.

Rapat juga menyetujui pengangkatan direksi yang didominasi sosok yang masih menjabat. Direktur Pencatatan Bursa Eddy Sugito diangkat menjadi direktur penilaian perusahaan. Sedangkan Kepala Divisi Perdagangan Saham Bursa Supandi menjadi direktur keuangan dan sumber daya manusia.

Ito Warsito mengatakan, program kerja yang menjadi perhatian utamanya antara lain sistem teknologi informasi Bursa. Dia menargetkan 2,3 juta investor di pasar modal sampai 2012 saat jabatannya berakhir, dengan kapitalisasi pasar naik dua-tiga kali lipat dari saat ini sebesar Rp 1.500-1.600 triliun.

Direksi terpilih juga akan memperlonggar aturan suspensi. ”Penerapan sanksi suspensi berlebihan bisa mempengaruhi nilai transaksi harian bursa,” kata Direktur Penilaian Perusahaan Eddy Sugito. Rapat juga menyetujui pemberian bonus kepada direksi, komisaris, dan karyawan Bursa senilai Rp 25 miliar, sedikit lebih tinggi dibanding tahun lalu. ”Sepuluh kali gaji,” kata Erry Firmansyah.

Investasi Minyak
Masih Rendah

Hingga akhir kuartal pertama April lalu, realisasi investasi di sektor minyak dan gas bumi baru mencapai US$ 3,35 miliar. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro memaparkan hal ini kepada Komisi Energi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis pekan lalu. Purnomo menjelaskan, investasi yang sudah terealisasi itu terdiri atas investasi di hulu sebesar US$ 2,95 miliar dan di hilir US$ 392 juta.

Pemerintah tahun ini menargetkan investasi baru sebesar US$ 16,63 miliar di sektor minyak dan gas, meskipun tahun lalu sektor ini hanya menyerap sekitar US$ 10 miliar investasi baru. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Evita Herawati Legowo mengatakan, penyerapan yang rendah itu—20 persen dari target—hal yang biasa. Soalnya, anggaran kontraktor memang baru disetujui, dan kegiatan investasi baru saja dimulai. ”Seperti tahun lalu, investasi baru meningkat pada September,” katanya.

Ekspor Jamu
Target Rp 10 Triliun

NILAI ekspor produk jamu pada 2010 ditargetkan mencapai Rp 10 triliun, naik dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 7,3 triliun. Ketua Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia Putri K. Wardhani optimistis dengan target itu, karena penelitian dan pengembangan lima jenis tanaman obat unggulan, seperti jahe, temulawak, sambiloto, pegagan, dan kencur, juga tengah digiatkan.

Ekspor jamu selama ini, menurut dia, masih terkendala tarif yang tinggi. Sedangkan pengamanan produk di dalam negeri malah minim, sehingga obat dan jamu impor dari Cina dan Korea Selatan terlihat membanjiri pasar lokal.

Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional Bachrul Chaeri menilai industri obat-obatan tradisional berpeluang menembus sejumlah pasar ekspor, khususnya negara maju yang orientasinya ingin kembali ke alam. Beberapa pasar ekspor potensial adalah Eropa, Amerika, dan Australia.

Pajak Ekspor CPO
Masih Tiga Persen

PEMERINTAH tidak mengubah besaran bea keluar produk minyak sawit mentah (CPO) untuk Juli 2009 dari posisi sebelumnya, yakni tiga persen. Dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 25/M-DAG/PER/6/2009, yang berlaku bulan depan, pemerintah menetapkan harga rata-rata CPO internasional selama Juni US$ 757,43 per ton.

Kendati kini harga CPO sudah turun hingga di bawah US$ 700 per ton, ”Rata-rata harga CPO di Rotterdam, yang menjadi referensi, masih di atas US$ 750 per ton. Jadi bea keluarnya masih tiga persen,” kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Selasa pekan lalu.

Ketua Umum Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia Adiwisoko Kasman mengatakan penurunan terjadi menyusul melemahnya permintaan minyak sawit dari India dan Cina. Data Departemen Perdagangan menunjukkan, harga rata-rata minyak goreng pada Juni mencapai Rp 8.909 per liter, turun Rp 194 dari harga rata-rata bulan sebelumnya Rp 9.103 per liter.

Korporasi
Dividen PGN Rp 1 Triliun

SETELAH melalui proses cukup alot, rapat umum pemegang saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) menyetujui permintaan pemerintah untuk membagi dividen sebesar Rp 1 triliun. Dividen ini bakal diambil dari dua pos, yaitu laba bersih Rp 633,86 miliar dan laba ditahan perseroan Rp 374,7 miliar.

Awalnya, manajemen PGN mengusulkan dividen 50 persen dari laba bersih tahun lalu sebesar Rp 633,86 miliar. Tapi pemerintah sebagai mayoritas pemegang saham (56,5 persen) meminta Rp 1 triliun. Sebab, rugi kurs tahun lalu dinilai tidak direalisasi, sehingga posisi kas masih kuat. ”Setiap lembar saham mendapat Rp 41,47,” kata Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso, Selasa pekan lalu.

Kinerja perseroan diyakini tidak akan terganggu meski dividen yang dibayarkan sangat besar. Rencana belanja modal juga tidak berubah, yakni US$ 250 juta. Sebanyak 60 persen di antaranya diambil dari kas internal dan sisanya dari komitmen pinjaman JBIC dan Bank Dunia.

Perbankan
Kejahatan Kartu Kredit Meningkat

BANK Indonesia mencatat nilai kerugian akibat kejahatan kartu kredit melonjak menjadi Rp 3,7 miliar per April 2009 jika dibanding Januari, yang baru Rp 2,6 miliar. Jumlah kasusnya memang turun dari semula 868 menjadi 642 kasus, tapi nilai kerugiannya malah bertambah.

Meski begitu, nilai kerugiannya tidak melebihi lima persen dari total transaksi kartu kredit. Modus yang kebanyakan dipakai, kata Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Aribowo, adalah pemalsuan data nasabah kartu kredit. Kartu kredit dari bank asing terbanyak diincar.

Bank sentral memperkirakan nilai transaksi kartu kredit sampai akhir tahun ini mencapai Rp 139,9 triliun, lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 107,27 triliun. Kartu kredit yang diterbitkan tumbuh 20,8 persen per tahun. Tahun lalu hanya tercatat 11,55 juta kartu, sedangkan tahun ini diprediksi jumlah kartu naik menjadi 13,95 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus