Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Muhammadiyah Tarik Dananya dari BSI: Ini Jumlah Aset Bank Syariah Indonesia

Dilansir dari laman resmi Bank Syariah Indonesia Pada kuartal I 2024, BSI mencatat aset sebesar Rp 358 triliun atau tumbuh 14,25 persen.

10 Juni 2024 | 09.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) alias BSI menjadi sorotan publik usai keputusan PP Muhammadiyah menarik seluruh dananya yang mencapai belasan triliun rupiah di BSI. Pengumuman pemindahan dana ini tertuang dalam sebuah memo dari Muhammadiyah dengan nomor 320/I.0/A/2024 tentang konsolidasi dana.

“Dengan ini kami minta dilakukan rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan di BSI dengan pengalihan ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, bank-bank syariah daerah, dan bank-bank lain yang selama ini bekerja sama baik dengan Muhammadiyah,’ demikian tertulis dalam memo soal penarikan rekening suoer jumbo tersebut.

Di sisi lain, BSI juga tercatat memiliki nilai total aset yang besar. Lantas, berapa jumlah aset BSI saat ini?

Dilansir dari laman resmi Bank Syariah Indonesia Pada kuartal I 2024, BSI mencatat aset sebesar Rp 358 triliun atau tumbuh 14,25 persen. Return On Asset (ROA) tercatat 2,51 persen, return on equity (ROE) 18,30 persen, financing to deposit ratio (FDR) 83,05 persen dengan non-performing financing (NPF) gross 2,01 persen serta cash coverage 196,61.

Lebih spesifik, BSI mencetak laba senilai Rp 1,71 triliun pada kuartal pertama 2024. Pencapaian tersebut ditopang oleh pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 10,43 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Jumlah DPK mencapai Rp 297 triliun yang didominasi oleh dana murah. Kemudian, tabungan tercatat tumbuh 8,75 persen dan giro tumbuh hingga 10,52 persen.

Dari sisi intermediasi, penyaluran pembiayaan BSI pada kuartal I 2024 mencapai Rp 247 triliun atau tumbuh 15,89 persen yoy. Dari nilai tersebut, sebesar 54,62 disalurkan kepada segmen consumer. Kemudian, sebesar 27,81 persen disalurkan ke segmen wholesale dan 17,56 persen ke segmen retail.

Pada segmen konsumer, pembiayaan terbesar disalurkan untuk pembiayaan griya, mitraguna, pensiun, bisnis emas, oto, cicil emas dan hasanah card. Kemudian untuk pembiayaan berkelanjutan, BSI menyalurkan Rp 59,2 triliun, yang didominasi oleh sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 46,6 triliun. Disusul sustainable agriculture Rp 4,9 triliun, energi terbarukan Rp 0,9 triliun, dan proyek hijau lainnya sebesar Rp 0,6 triliun.

Per Maret 2024, jumlah pengguna BSI Mobile melonjak 29,35 persen yoy menjadi 6,70 juta orang. BSI Mobile mencatatkan jumlah transaksi mencapai 118,5 juta dengan volume transaksi senilai Rp 145,1 triliun.  Jumlah nasabah yang membuka rekening secara daring tercatat 93,6 persen dari nasabah baru BSI per kuartal I 2024.

Lalu, jumlah merchant QRIS hingga Maret 2024 mencapai 320 ribu atau naik 80,84 persen dengan jumlah transaksi sebanyak 5,85 juta senilai Rp 551 miliar. BSI juga mencatat jumlah BSI agen mencapai 91 ribu dengan total 5,7 juta transaksi dan volume sebesar Rp 13,2 triliun.

Pada tahun lalu, total aset BSI mencapai Rp 353,62 triliun. Angka ini meningkat 15,67 persen atau Rp 47,90 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 305,73 triliun. Adapun total pendapatan pengelolaan dana sebagai mudharib di 2023 mencapai Rp22.25 triliun. Ini meningkat 13,40 persen atau Rp2.63 triliun dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp 19,62 triliun.

BSI membukukan laba bersih pada 2023 sebesar Rp 5.70 triliun. Lebih tinggi 33,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,26 triliun atau 110,72 persen dari rencana bisnis bank. Kemudian ekuitas BSI meningkat menjadi 15,62 persen atau Rp.5,23 triliun. Fee based income tumbuh 13,60 persen, sehingga menjadi Rp4,2 triliun meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp3,7 triliun.

Dikutip dari Koran Tempo edisi 24 Juli 2023, total aset BSI tumbuh 15 persen menjadi Rp 306 triliun pada kuartal IV 2022. Kemudian pembiayaan BSI tumbuh 21 persen (voy) menjadi Rp 208 triliun. Sebelumnya, pada Kuartal III-2022 BSI membukukan laba bersih sebesar Rp 3,21 triliun. Perolehan laba bersih tersebut meningkat sebesar 42 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Pada 2021, BSI mencatatkan aset Rp 265,29 triliun per Desember 2021. Pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 171,29 triliun atau tumbuh 9,32 persen yoy. Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 233,25 triliun atau tumbuh 11,12 persen yoy. Perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp 3,03 triliun atau tumbuh 38,42 persen yoy. Cash coverage tumbuh 14,57 persen yoy, sedangkan kualitas pembiayaan (NPF) net tejaga di level 0,87 persen atau turun 0,25 persen yoy.

BSI juga mencatat jumlah user BSI Mobile mencapai 3,47 juta user atau tumbuh 127 persen. Jumlah transaksi tumbuh 169 persen hingga mencapai 124,54 juta transaksi. Adapun, volume transaksi mencapai Rp 150,84 triliun atau tumbuh 200 persen.

KHUMAR MAHENDRA | KODRAT SETIAWAN | ARRIJAL RACHMAN | DINI DIAH
Pilihan editor: DPR Minta BUMN Evaluasi Manajemen BSI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus