HANYA 26 anggotanya ketika Keal Etate Indonesia didirikan oleh
ir. Ciputra (Dir-Ut PT Pembangunan Jaya) dan kawan-kawan. Enam
tahun kemudian minggu lalu, keanggotaannya membengkak jadi 108
(80 Jakarta, 17 Jawa Timur, 9 Jawa Tengah, I Sulawesi Selatan
dan (Sumatera Utara).
Merayakan HUT-nya, REI memilih tempat di Putri Duyung Cottage,
Bina Ria Ancol, Jakarta. Ciputra dkk berjoget gembira sementara
dilibur oleh biduanita Henny Purwonegolo dkh. Melnang REI kini
telah mengalami kemajuan," berkata Ketua Suryo Prayitno.
Tapi, demikian komentar Henny, yang juga membawakan acara REI
ini "ibarat anak yang masih kecil."
Sudah maju tapi masih kecil? Kedua nya mungkin tidak salah, tapi
persoalan ialah seperti yang dikemukakan oleh Dirjen Cipta
Karya, Rachmat Wiradisurya dari Depatemen PUTL. "Pemerintah
telah mendorong REI supaya memhagun perumahan yang bisa
dijangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan
sedang," kata Dirjen itu. "Pengadaan perumahan rakyat ini
merupakan tugas nasional. Saya harap agar REI menjawab tantangan
ini dengan positif."
Kesan umum selama ini ialah para anggota RFI cenderung memilih
pembangunan rumah mewah dan gedung pencakar langit. Ruang kantor
yang dibangunnya demikian mahal hingga sukar untuk disewakan.
Harga rumah yang dijualnya demikian tinggi hingga sulit pula
untuk dipasarkan.
Namun REI tampaknya kini mencoba berdandan memperbaiki gambaran
dirinya. Perhatiannya pada pembangunan rumah murah paling banyak
dicanangkan selama HUT itu. "Kuncinya terletak pada Bank
Tabungan Negara," kata S. Djonokusumo, General Manager REI.
Berdasar suatu keputusannya baru-baru ini, pemerintah akan
menyediakan kredit bagi sektor swasta untuk pembangunan rumah
murah. BTN telah ditunjuk untuk menyalurkan kredit itu.
Dimungkinkan nanti bagi pemilik rumah untuk mencicil selama 15
tahun, semacam sewa-beli. Sedang kontraktornya pun akan diberi
kredit konstruksi dengan sukubunga rendah - 13,5 % setahun.
Kalau memang begitu, REI sungguh ditantang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini