SESUDAH lama megap-megap nafasnya, industri besi beton domesetik
kini melihat harapan baru. Proyek Asahan, kata pemerintah minggu
lalu, akan menggunakan semen dan besi beton yang dihasilkan
pabrik dalam negeri. Dari kedua produk itu. adalah besi beton
'yang paling mendesak minta dilindungi. Maka berkata Ketua Umum
Apbesi (Asosiasi Pabrik Besi Beton Se-Indonesia), Sudardjo yang
juga Dir-Ut PT Iroosteel Works: "Adanya berita itu saja kami
sudah gembira."
Proyek Asahan ditaksir akan membu tuhkan sekitar 42.000 ton.
Jika diimpor dari Jepang (seperti biasa), harganya US$184 per
ton FOB. belum termasuk bea masuk dan PPn impor. Harga ecerannya
tertinggi di dalam negeri (seperti yang ditetapkan pemerintah
tapi belum tercapai): Rp 130 per Kg. Karena pasarannya lesu
sekali, harga itu di pasar lokal cuma antara Rp 105-Rp 110,
hingga pabrik besar saja yang bisa bertahan. Umumnya pabrik besi
beton domestik kini bekerja 1 shift dengan kapasitas produksi
25-30%. Sedikitnya 4 sudah menghentikan produksinya sama
sekali, sedang 6 atau 9 lainnya mengalihkan usaha ke besi siku
dll.
Jika keputusan pemerintah itu dilaksanakan harga pasarnya akan
meningkat. Tapi siapa akan mensuplainya? "Bagi kami tidak soal.
apakah perusahaan swasta atau PT Krakatau Steel asalkan
induksi dalam negeri dipakai," kata Sudarjo lagi kepada
TEMPO. "Dan kami akan lebih gembira kalau semua proyek
pemerintah seperti PUTL, dan Bina Marga juga memakai besi beton
dalam negeri." Jika ini juga dikabulkan berarti 250.000 ton
lagi dari Apbesi setahun. Buat sementara, ini belum.
Di samping melihat harapan, Apbesi yang mempunyai 29
anggota rupanya masih kuatir. Berita lain menyebutkan bahwa ada
kemungkinan pemerintah Jepang akan menyediakan grant
(pemberian cuma-cuma) kepada negara-negara berkembang di Asia
dalam bentuk besi beton. Ini bertujuan melindungi produksi
domestik Jepang yang berlebihan sebagai akibat gerakan
anti-dumping Amerika Serikat dan Eropa. Jepang dalam keadaan
terpaksa akan mengurangi ekspornya yang tentu akan meresahkan
kaum industriawannya. Maka pemerintah Jepang bermaksud
demikian berita tersebut, akan membeli dari pabrik domestik
guna menjaga kelangsungan usahanya, yang kemudian dilempar ke
luar negeri dalam bentuk grant tadi.
Indonesia jelas dalam daftar pemerintah Jepang, pantas
menerimanya. Pantas pula Apbesi kuatir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini