Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Morgan Di Sini

Morgan guaranty trust company membuka kantor perwakilannya di jakarta. morgan pernah bertindak sebagai konsorsium dan berhasil mengumpulkan kredit untuk bi ketika pertamina dilanda krisis hutang thn'75.(eb)

18 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERBEDA dengan banyak lainnya yang sudah terlebih dulu membuka perwakilan di Jakarta, sekali ini induknya betul. "Kami melayani yang besar-besar saja," kata Willem A. van den Wall Bake kepada TEMPO. Bake, orang Belanda yang membujang, mewakili Morgan Guaranty Trust Company yang meresmikan kantornya minggu lalu di Lantai 18, Wisma Kosgoro. Di ruangan yang 150 MÿFD dengan permadani dari dinding ke dinding, cuma ada Bake dan sekretaris wanita plus satu pesuruh. "Sesekali nanti satu rekan dari Morgan Singapura datang ke sini," jawab Bake ketika ditanya kenapa sepi sa~ja. Walaupun sepi, Bake menimbulkan kesan bahwa kerjanya banyak. Menghadapi tamunya, dia suka mengerling mata ke arloji tangannya. Mungkin kebetulan karena tamunya adalah wartawan, bukan pejabat Bank Indonesia (BI). Di Indonesia, nasabahnya yang terbesar adalah BI. Semua bank pemerintah RI mengadakan bisnis korespondensi dengan Morgan ini. Secara tidak langsung semua perusahaan multi-nasional yang beroperasi di Indonesia adalah nasabahnya pula. Duapuluh saja cabangnya di seluruh dunia, berbeda dengan banyak bank komersiil yang besar lainnya seperti Citibank. Jumlah perwakilannya pun sedikit. "Walaupun kecil jumlahnya, cukuplah untuk memberi pelayanan yang baik," kata Bake lagi. Pelayanan Morgan yang paling istimewa kepada Indonesia ialah ketika PN Pertamina dilanda krisis hutang tiga tahun yang lalu. BI yang ditugaskan mengatasi krisis itu kebetulan menghadapi perbankan dunia yang mulai tidak percaya terhadap Pertamina. Menjawab permintaan darurat dari Jakarta, Morgan menghubungi sekitar 15 bank besar dan berhasil mengumpulkan kredit US$850 juta untuk BI. Jadi, Morgan bertindak sebagai konsorsium. Kepercayaan Morgan itu membuat BI untuk memperoleh kreditnya dari konsorsium lainnya di Tokyo pada tahun 1975. Karena dalam keadaan terjepit, tentu saja, BI terpaksa menerima persyaratan berat, a.l. masa pelunasan 5 tahun termasuk masa-tenggang 2 tahun dengan bunga 17/8b di atas Libor (yang berlaku untuk bank-bank di London). Tapi suku bunga tinggi itu bukanlah karena Morgan "mencari kesempatan dalam kesempitan " seperti kata Bake: "Terpaksa begitu supaya bisa terkumpul dana sebanyak yang diperlukan waktu itu." Keadaan darurat itu rupanya sudah berlalu. Perjanjian 1975 dengan Moran telah ditukar dengan perjanjian 1978 (New York, Januari 24). Dengan perjanjian baru --US$500 juta, persyaratannya lebih ringan, yaitu 13/8 di atas Libor dengan masa pelunasan 7 tahun termasuk masa tenggang 3 tahun. Kredit baru diciptakan untuk melunasi hutang lama, demikian prosesnya guna memperoleh keringanan itu, tapi Indonesia masih terhutang US$670 juta. Dan BI sudah berjanji membayar tunai US$ 170 juta yang diambil dari fiskal 1978/79. "Morgan percaya akan kemampuan BI membayar kembali," kata Bake. Dan melihat kemungkinan bisnisnya meningkat dengan Indonesia, Morgan membuka perwakilannya di Jakarta. Welkom.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus