Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUA bulan menjelang usainya pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengumumkan rencana pergantian pemimpin di Perusahaan Listrik Negara. Sang Menteri hendak mengganti Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji dengan Ignasius Jonan, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia. Presiden pernah meminta para menteri tak menelurkan kebijakan strategis menjelang berakhirnya masa kerja kabinet. Salah satunya pergantian direksi BUMN di masa transisi.
Walhasil, rencana Dahlan menerbitkan sejumlah tanda tanya. Benarkah pergantian ini dilakukan karena Nur tak mengindahkan "permintaan" atasannya untuk membereskan investasi bermasalah PT PLN Batubara? Dalam dua kesempatan, Dahlan menjawab pertanyaan wartawan Tempo Gustidha Budhiartie dan Bernadette Christina pada Rabu dan Kamis pekan lalu.
Mengapa Nur Pamudji mendadak diganti?
Dia yang minta cepat-cepat diganti. Sudah lama dan sudah pernah saya sampaikan. Kalau sekarang, dia mendesak terus. "Ayo Pak, cepat diganti."
Kami mendapat info bahwa Wakil Presiden Boediono tak setuju terhadap pergantian Direktur Utama PLN. Komentar Anda?
Setuju, kok. (Juru bicara wakil presiden, Yopie Hidayat, menyatakan kepada Tempo belum ada rapat Tim Penilai Akhir soal pergantian Nur Pamudji.)
Apa tanggapan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung tentang pergantian ini?
Setuju. Pak CT (Chairul Tanjung) juga setuju.
Apa pendapat Anda tentang kinerja Nur Pamudji?
Integritasnya luar biasa!
Krisis listrikkah yang memicu pengunduran Direktur Utama PLN?
Tidaklah. Krisis listrik di mana sekarang?
Di Sumatera kan terjadi krisis?
Sumatera itu urusannya sana.
Benarkah Nur diganti karena tak mau menyelesaikan investasi bermasalah PT PLN Batubara senilai Rp 800 miliar?
Bukan.
Anda disebut-sebut sempat melobi Jusuf Kalla, wakil presiden terpilih, agar menyetujui pergantian Nur?
Dari siapa informasi itu? Ngawur sekali. Saya tak pernah ketemu Pak JK. Memangnya aku orang kayak gitu?
Uji kelayakan dan kepatutan calon Direktur Utama PLN sudah digelar?
Kalau yang diambil dari Dirut BUMN yang ada, enggak perlu fit and proper test.
Anda mencalonkan Ignasius Jonan?
Kami sih pingin Pak Jonan, tapi kan yang bersangkutan harus bersedia. Kalau enggak bersedia, ya, enggak bisa.
Apakah ada calon selain Jonan?
(Jonan) masih mikir-mikir. Karena beliau misalnya diangkat sekarang, pas pemerintah baru menghendaki yang lain, dia hanya akan beberapa waktu jadi direktur utama. Kan, enggak baik.
Presiden meminta tak ada kebijakan strategis di masa transisi....
Ya, strategis, kan? Karena itu, saya tak mengangkat…. (Dahlan tak melanjutkan kalimatnya.)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo