DI saat pasar saham lesu dan deposito tak menjanjikan bunga yang menarik, maka obligasi pun menjadi salah satu alternatif yang diincar para investor. Terutama obligasi yang diterbitkan oleh BUMN seperti Bank Tabungan Negara (BTN), yang sudah cukup sukses dengan tiga seri terdahulu. Menurut rencana, 17 Desember depan BTN akan menerbitkan kembali obligasi bernilai Rp 100 milyar. Surat berharga berjangka lima tahun ini akan memberikan kupon yang bernilai di atas bunga deposito yang berlaku. Artinya, jika sekarang bunga deposito rata-rata jatuh pada angka 15,3% per tahun, maka bunga obligasi BTN seri ke-4 sudah bisa dipastikan akan di atas angka itu. Obligasi yang pelaksanaannya akan dilakukan oleh PT Sigma Batara -- 20% sahamnya dikuasai oleh BTN sendiri -- ini akan dibagi menjadi lima jenis. Mulai dari yang bernominal Rp 100 ribu per lembar, Rp 1 juta, Rp 12 juta, Rp 25 juta, hingga yang Rp 100 juta. Direksi Bank Tabungan Negara maupun Sigma Batara tampak optimistis obligasi seri ke-4 ini akan ditubruk para investor. Soalnya, BTN termasuk bank pemerintah yang berpotensi melaba, kendati masih dirundung gejala kredit macet. Tapi, menurut Dirut BTN Towil Heryoto, tak separah yang dibayangkan orang. Kredit macet yang sebagian besar merupakan kredit pemilikan rumah itu hanya 1,9% dari total kredit BTN. Jelas, tak terlalu mengkhawatirkan, karena dijamin oleh rumah debitur yang harganya setiap tahun terus menaik. Kalaupun harus dilelang, bisa dipastikan nilai lelangnya akan lebih tinggi dari jumlah kredit yang tertunggak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini