Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - Vice President dan General Manager PT Mattel Indonesia (PTMI), Roy Tandean, menargetkan produksi 3 juta mainan boneka Barbie seminggu di pabrik barunya di Kawasan Industri Cikarang Tahap II, Bekasi, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kapasitas pro dengan investasi yang baru ini sekitar 3 juta boneka Barbie per minggu,” ujar dia pada Kamis, 8 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Ancaman Resesi 2023, Bos Mattel Indonesia: Industri Mainan Sangat Tahan Banting Tehadap Gejolak
Pabrik berproduksi secara musiman
Namun, Roy menjelaskan, pabrik yang juga biasa membuat mobil-mobilan Hot Wheels itu melakukan produksi secara musiman. Alasannya, karena ada waktu puncak produksi, dan ada pula waktu rendah produksi.
“Seperti saat ini kita masuk low season. Puncak produksi itu mulai April-Mei sampai sekitar September-Oktober,” tutur Roy.
Sebagai gambaran, Roy menyebutkan, tahun lalu pabriknya telah membuat sekitar 85 juta boneka Barbie. “Itu bisa jadi preferensi (target produksi Barbie tahun depan),” kata Roy.
Adapun tahun 2023, Mattel Indonesia cukup optimis kinerja industrinya akan tetap bagus di tengah ancaman resesi global. Menurut Roy industri mainan termasuk salah satu industri yang tangguh. “Sangat resilient, tahan banting terhadap gejolak ekonomi. Bahkan selama 2 tahun ada banyak sekali tantangan, Covid-19 di mana-mana, industri mainan tetap bagus,” ucap dia.
Meski begitu, Mattel Indonesia tetap mengambil sejumlah langkah strategis untuk menghadapi ancaman resesi global tahun depan tersebut. Salah satunya melakukan transformasi digital, industri 4.0, termasuk bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian.
“Juga menambah teknologi, agar bagaimana kita bisa produksi (mainan) lebih efisien,” tutur Roy.
Soal kemungkinan menggenjot pasar domestik sebagai antisipasi ekonomi global yang tak pasti, Roy menuturkan, hal itu masih dipertimbangkan. Sebab selama ini produk Mattel Indonesia 100 persen untuk diekspor. “Divisi komersial akan membawa kembali beberapa produk-produk kami dan dijual di pasaran lokal,” ucap Roy.
Selanjutnya: Adapun negara tujuan ekspor...
Adapun negara tujuan ekspor terbesar dari produk Mattel Indonesia adalah Amerika Serikat. “Ekspor paling besar masih tetap di Amerika,” kata Roy.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian atau Kemenperin, Reni Yanita, menyebutkan industri mainan tergolong industri pengolahan manufaktur dan merupakan salah satu yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Nilai ekspor periode Januari-September 2022 mencapai US$ 383 juta atau meningkat 29,83 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai US$ 295 juta," ucap dia.
Industri mainan serap 36.000 pekerja
Saat ini, kata Reni, terdapat 131 perusahaan industri mainan berskala besar sedang di Indonesia, dengan jumlah tenaga kerja yang mencapai kurang lebih 36 ribu orang.
Adapun negara utama tujuan ekspor mainan Indonesia adalah Amerika Serikat, Singapura, Inggris, Cina dan Jerman, sedangkan jenis mainan yang paling banyak diekspor adalah boneka, stuffed toy, dan mainan model yang diperkecil.
Kemenperin pun memberikan apresiasi kepada PT Mattel Indonesia yang telah menyerap tenaga kerja hingga 8.000 orang dan memberikan kontribusi lebih dari 35 persen dari total nilai ekspor mainan asal Indonesia ke dunia.
"Hal itu sejalan dengan langkah strategis Kemenperin yang tengah memacu pengembangan industri di dalam negeri yang berbasis padat karya dan berorientasi ekspor," kata dia.
Dengan penambahan nilai investasi tahun ini, Reni melanjutkan, PT Mattel Indonesia diproyeksikan dapat meningkatkan kapasitas produksi hingga 30 persen. "Dan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja lebih dari seribu orang."
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.