PAKAN udang yang selama ini beredar di pasaran kabarnya sudah termasuk "basi". Rata-rata sudah diimpor setahun lebih. Tentunya, pakan itu kurang sedap disantap para udang. Karena itu, kehadiran PT Karka Nutri Industri Sidoarjo kiranya layak disambut gembira, baik oleh si udang di tambak maupun para juragannya. Pabrik pakan udang di Jawa Timur ini baru merampungkan pembangunan fisiknya Februari lalu, dan Kamis dua pekan silam diresmikan oleh Dirjen Aneka Industri Ir. Susanto Sahardjo. Bersamaan dengan peresmian itu, ternyata berlangsung pula upacara pemberangkatan ekspor perdana pakan udang hasil PT Karka ke Hong Kong, sebanyak 36 ton senilai US$ 28.800. Dengan kapasitas produksi 5 ton per jam, Karka juga akan melempar pakan udang itu ke Australia. Untuk mendapatkan devisa dari luar negeri, Karka hanya menargetkan ekspor 20% produksinya. Yang 80% disiapkan untuk mencukupi kebutuhan pasar domestik. Memang, untuk menggiling pakan udang, Karka mesti mendatangkan 60% bahan bakunya dari luar negeri. Meski demikian, kata Direktur Karka, Robert D. Haditanubrata, perusahaan itu masih menikmati untung dengan harga jual Rp 2.100/kg. Ini tentu saja lebih murah dibandingkan pakan udang impor PT Karka sendiri, yang didirikan dengan investasi US$ 9 juta, tak seluruh sahamnya dimiliki pengusaha nasional. PT Sekar Bumi- dari Sekar Group yang selama ini dikenal dalam bidang pariwisata dan pangan- memiliki 70% saham. Selebihnya di tangan investor dari Jepang, yakni Toyomenka Kaisha (Tomen) dan Chubu Siryo. Di Jepang, Chubu Siryo memang dikenal bergerak di bidang pakan udang. Semua peralatan pabrik pengolahan pakan udang milik PT Karka itu didatangkan dari Jepang. Setelah memproduksi pakan udang, PT Karka juga berniat membuat pakan ikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini