Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pekerja Kereta Api Ancam Mogok Sehari Penuh

21 November 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) kembali mengancam untuk mogok kerja pada awal bulan depan lantaran tuntutan alokasi bahan bakar minyak bersubsidi belum juga dikabulkan oleh pemerintah. Semula aksi mogok direncanakan akan dilakukan selama 3 jam, namun kali ini penghentian operasi terancam dilakukan sehari penuh.

Menurut Ketua SPKA Sri Nugroho, aksi mogok sehari penuh ini rencananya dilakukan pada 13 Desember jika pemerintah tak memberi respons terhadap tuntutan mereka. Awal November lalu, SPKA berencana menghentikan operasi pada 6 Desember selama 3 jam beban puncak penumpang, yakni dari pukul 05.00 WIB hingga 08.00 WIB. Kemarin mereka pun mengirim surat kepada Presiden, sejumlah Kementerian, serta kepolisian ihwal aksi ini. "Kami ingin pemerintah serius. Kalau tidak ada tanggapan, aksi akan berlanjut," kata dia di Jakarta kemarin.

Nugroho menegaskan, aksi ini dilakukan karena pemerintah tetap menolak memberikan bahan bakar bersubsidi untuk kereta api. Penolakan ini melanggar Peraturan Presiden tentang Harga Jual Eceran BBM, karena kereta api merupakan angkutan umum yang dapat memperoleh subsidi. Saat ini harga solar untuk PT Kereta Api mencapai Rp 9.000 per liter atau sama dengan harga industri. Sementara itu, truk angkutan barang tetap dikenai harga subsidi sebesar Rp 4.500 per liter. "Akibatnya, sejak Maret 2010 kami merugi hingga Rp 400 miliar," ujarnya.

Aksi pekerja kereta api ini pun menuai dukungan. "Mogoknya jangan cuma tiga jam, bila perlu sampai tiga hari," kata Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno.

Djoko menyatakan, dengan pemogokan itu masyarakat bisa mengetahui sejauh mana keseriusan pemerintah dalam mengembangkan perkeretaapian. Ia meminta pemerintah konsisten mendukung kinerja bisnis kereta api yang selama ini morat-marit. "Di satu sisi membutuhkan, tapi di sisi lain dimatikan perkembangannya," ujarnya. FRANSISCO ROSARIANS | SAHRUL | ROFIUDIN (SEMARANG)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus