Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Core Indonesia sekaligus dosen Perbanas Institute Piter Abdullah angkat bicara menanggapi langkah pemerintah melibatkan TNI AD dalam Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Alih-alih menjaga kepatuhan dalam melaksanakan protokol kesehatan, peran aparatur dikhawatirkan malah bakal menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memang kita harus ada sense of crisis, tapi tidak tampak seperti kepanikan," kata Piter dalam pesan pendeknya pada Tempo, Sabtu, 8 Agustus 2020. "Masyarakat harus tenang . Untuk itu, pemerintah perlu menunjukkan ketidakpanikan tersebut."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Piter, semestinya pihak yang mengingatkan masyarakat terhadap pentingnya protokol kesehatan bukan TNI. Sosialisasi bisa dilakukan dengan cara lain untuk mencegah krisis.
Ketimbang mengikut-sertakan TNI, Piter menyarankan pemerintah lebih proaktif meyakinkan masyarakat bahwa Indonesia masih belum masuk ke jurang resesi. "Harusnya diyakinkan bahwa kita belum krisis," tuturnya.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya menugaskan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Wakil Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional untuk membantu Erick Thohir.
Terkait penunjukan itu, Erick menjelaskan, pelibatan Andika diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan secara lebih intens, luas, dan masif. Sebab, kata dia, kepatuhan terhadap protokol kesehatan inilah yang menjadi kunci dalam memerangi pandemi.
"Sosialisasi tentang pentingnya menjaga protokol itulah yang perlu kita tingkatkan sehingga saya merasa perlu keterlibatan TNI Angkatan Darat," ujar Erick Thohir dalam keterangannya, Jumat, 7 Agustus 2020.
Erick menerangkan, TNI AD memiliki struktur organisasi hingga ke seluruh pelosok negeri. Dengan begitu, mereka bisa menjangkau masyarakat Indonesia yang tersebar di 83 ribu desa dan kelurahan untuk mengingatkan pentingnya menjaga keseinambungan antara pemulihan kesehatan dan kebangkitan ekonomi.
Adapun Andika menyatakan telah memiliki visi mengatasi pandemi dan turut mendorong pemulihan ekonomi nasional secara tepat. "Kami siap memberikan dukungan dan bantuan atas misi bersama ini untuk memulihkan kesehatan masyarakat dan juga ekonomi nasional," katanya.