Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian mengusulkan perubahan pajak kendaraan jenis mobil sedan agar tidak dikategorikan sebagai barang mewah. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan pembahasan revisi pajak sedan tersebut rampung bulan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sedang kami bahas, mudah-mudahan akhir bulan ini bisa keluar paketnya," kata Airlangga setelah menjadi pembicara dalam acara breakfast meeting British Chamber of Commerce Ministerial Series di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa, 13 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Airlangga menuturkan alasan kementeriannya mengusulkan revisi pajak sedan untuk mendorong peningkatan utilisasi pabrik. Dia berujar, dari kapasitas pabrik sebesar 2 juta kendaraan, baru 1,4 juta produksi yang dihasilkan. "Kalau dengan adanya insentif, kapasitasnya akan naik," katanya.
Industri otomotif Indonesia, menurut Airlangga, harus melihat permintaan mobil sedan dari pasar dunia. Dia menyebut selama ini Indonesia kebanyakan memproduksi mobil jenis sport utility vehicle (SUV) dan multi-purpose vehicle (MPV).
Adapun pasar luar yang ingin disasar Kementerian Perindustrian adalah Australia. Namun, kata Airlangga, ekspor baru dapat dilakukan jika industri dalam negeri sudah memproduksi mobil jenis tersebut. Airlangga berujar pasar Australia potensial karena banyak pabrik otomotif di negara tersebut yang tutup. Menurut dia, peluang demand pasar Australia mencapai dua juta kendaraan.
"Pasar di Australia itu baru bisa kita manfaatkan kalau domestic market untuk sedan juga berkembang, sehingga produk yang diproduksi akan kompetitif," kata Airlangga.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, sepanjang 2017, penjualan kendaraan jenis sedan sebanyak 9.130 unit atau 0,8 persen dari keseluruhan kendaraan roda empat atau lebih yang terjual pada tahun tersebut.
Airlangga menargetkan revisi pajak sedan ini dapat mendorong pergeseran dari pasar sepeda motor ke mobil hingga 8 persen. "Pasar otomotif sepeda motor itu 7 juta. Tentu dengan peningkatan kemampuan dan daya beli, ada migrasi dari pengemudi pemilik sepeda motor untuk memiliki sedan-sedan dengan harga kompetitif," katanya.