Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pembantaian oktober

Oktober 1987 bulan gawat buat ekonomi as. tingkat suku bunga membumbung, kekuatan dolar menyusut, inflasi meningkat, investasi melemah, harga saham merosot di bursa. banyak pengusaha panik.

24 Oktober 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BULAN Oktober seperti bulan gawat buat ekonomi Amerika. Ada yang menyebutnya sebagai "Pembantaian Oktober". Bulan Oktober sekarang ini juga demikian: tingkat suku bunga membubung, kekuatan dolar menyusut, inflasi meningkat, investasi melemah, harga saham merosot di bursa. Runyam seperti Oktober 1978 dan 1979. Bahkan, melihat bursa saham yang kacau, ada yang membayangkan depresi seperti Oktober 1979 akan terulang. Para pejabat Amerika, termasuk Menteri Keuangan James Baker dan Ketua Bank Sentral Alan Greenspan, seperti tidak dapat menerima kenyataan itu. James Baker lantas mencela langkah Bundesbank Jerman Barat menaikkan suku bunga. "Kenaikan itu tidak kami inginkan," katanya, seperti dikutip Reuters. Kondisi pasar modal yang lagi sakit itu sudah dirasakan berat sejak enam minggu lalu. Para pakar ekonomi dan pengelola uang merasa sulit meraba-raba gerakan moneter -- apalagi tahu kapan berakhirnya. "Ternyata, lebih lama dari dugaan orang, yang memperkirakan sampai dengan kuartal pertama tahun depan," ujar Hugh A. Johnson, seorang ekonom dari First Albany Corp., seperti ditulis International Herald Tribune. Bahkan pimpinan riset pasar di Salomon, Laszlo Birinyi, menilai bahwa perkembangan pasar modal kini malah kembali ke tahun 1914. Terjadi kepanikan. Tak pelak lagi harga di bursa modal New York, pekan lalu, melorot: rata-rata 108,36 poin. Rabu pekan lalu ada yang sudah mencapai 262 poin, atau menurun lebih dari 10% dari total indeks saham yang tercatat 2.246,73 poin, mendekati apa yang pernah terjadi akhir Oktober 1939 yang anjlok hampir 13%. Pukulan itu menghantam hampir semua sektor. Puluhan perusahaan besar menderita. Bank-bank, di samping menaikkan suku bunga, jadi terlalu pelit: hanya nasabah tepercaya saja yang diladeni. Seonggok program lantas disusun secepatnya. Tapi belum ada yang yakin menemukan jalan keluarnya. Suhardjo Hs.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus