Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Pemerintah bersiap mengimpor gula untuk mengatasi kelangkaan pasokan. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, mengatakan impor gula mentah dilakukan sebelum musim giling pada Mei mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk memenuhi stok gula konsumsi atau gula kristal putih, kata dia, pemerintah mengimpor gula mentah (raw sugar) dari berbagai negara, seperti Thailand dan Australia. Kasdi juga mengatakan India menjadi pemasok gula mentah yang akan diolah menjadi gula kristal putih oleh pabrik gula nasional. "Rencana impor dari India akan segera direalisasi," ujar dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kasdi, stok gula konsumsi hanya cukup hingga April mendatang. Itu pun karena ada sisa tahun lalu sebanyak 1 juta ton. Karena itu, kata dia, rapat yang digelar Kementerian Koordinator Perekonomian memutuskan impor gula sebanyak 495 ribu ton, termasuk dari India. Angka tersebut sudah memperhitungkan impor pada 2019 yang belum terlaksana.
Pemerintah sudah merencanakan impor gula dari India sejak tahun lalu. Hal itu menjadi imbal balik agar India tidak membedakan persyaratan ekspor produk minyak sawit mentah asal Indonesia dengan Malaysia. Untuk mengakomodasi gula dari India, pemerintah mengubah standar International Commission for Uniform Methods of Sugar Analysis (ICUMSA) dari 1.200 menjadi 600. Produsen gula India umumnya memiliki ICUMSA 600.
Kabar dari The Economic Times menyebutkan pemerintah India akan mengekspor 250 ribu ton gula mentah ke Indonesia hingga Mei mendatang. India akan kembali membidik Indonesia setelah Thailand mengalami penurunan produksi akibat kekeringan. "Ini kesempatan emas bagi kami untuk mengekspor gula ke Indonesia," kata Direktur Pelaksana Federasi Nasional Koperasi Pabrik Gula India, Prakash Naiknavare.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal, mengatakan telah meminta penugasan kepada pemerintah untuk mengimpor gula kristal putih sebanyak 200 ribu ton. Tapi dia belum memastikan pemasoknya. "Gula dari India bisa menjadi alternatif," ujar dia.
Namun Sekretaris Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Dwi Purnomo Putranto, ragu akan konsistensi pasokan gula dari India karena surplus antara produksi dan konsumsi di negara itu tak terlalu besar. Menurut dia, pemerintah juga tak perlu mengubah standar ICUMSA jika ingin mengakomodasi gula India. "Aturan ICUMSA sebelumnya terbukti mampu melindungi industri gula nasional. Karena itu, sebaiknya dipertahankan," ujar dia.
Dwi juga meminta pemerintah meninjau kembali batasan ICUMSA gula mentah yang dapat diimpor. Selain itu, kata dia, perlu evaluasi atas komitmen lndia membeli minyak sawit dari Indonesia, yang menjadi daya tawar impor gula. "Agar keuntungan perdagangan benar-benar dinikmati oleh kedua negara secara adil dan seimbang," ujar dia.
Kelangkaan pasokan gula menyebabkan harga komoditas tersebut melonjak. Data pusat informasi harga pangan strategis nasional menunjukkan harga rata-rata gula pasir nasional Rp 14.700 per kilogram, jauh di atas harga eceran tertinggi Rp 12.500 per kilogram. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi), Abdullah Mansuri, memprediksi harga gula masih akan naik jika stok tak ditambah. "Apalagi di akhir pekan, permintaan semakin tinggi," kata dia. LARISSA HUDA
Pemerintah Bersiap Mengimpor Gula dari India
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo