Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pemindahan Ibu Kota, Bandara Balikpapan Belum Siap Tampung Pesawat Besar

Kapasitas runway Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan belum mampu menampung pergerakan pesawat berbadan besar manakala pemerintah resmi menetapkan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

8 Juni 2019 | 21.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan International, Balikpapan, Kalimantan Timur. TEMPO/Denny Sugiharto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Kapasitas runway Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan belum siap menampung pergerakan pesawat berbadan besar manakala pemerintah resmi menetapkan ibu kota baru di Kalimantan Timur. General Manager PT Angkasa Pura I Persero untuk Bandara SAMS Balikpapan Farid Indra Nugraha mengatakan runway yang ada saat ini baru mampu didarati pesawat sekelas jumbo jet Boeing 747 untuk haji.

Baca juga: Pemindahan Ibu Kota, Bandara Samarinda akan Berbenah

“Misalnya ibu kota baru ditetapkan di Kalimantan Timur, untuk menampung pesawat dari luar negeri berbadan besar, harapannya (runway) diperpanjang,” ujar Farid saat ditemui di Bandara SAMS Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu 8 Juni 2019.

Farid menjelaskan, saat ini, Bandara SAMS memiliki panjang landasan pacu 2.500 meter. Bila Kalimantan Timur dicanangkan sebagai ibu kota, landasan pacu bandara mesti diperpanjang 500 meter menjadi 3.000 meter.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B. Pramesti mengatakan perpanjangan landasan pacu memerlukan investasi yang besar. Selain itu, proyek ini membutuhkan proses panjang lantaran operator penyelenggara bandara dan pemerintah daerah mesti melakukan reklamasi di kawasan sekitar bandara. 

“Perpanjangan runway itu memerlukan reklamasi dulu karena (landasan pacu saat ini) sudah dekat perairan,” ucapnya. 

Polana memandang, operator penyelenggara bandara dan pemerintah tak perlu buru-buru merealisasikan perpanjangan landasan pacu. Sebab, pihaknya mesti melakukan studi khusus dengan jangka waktu yang tak sebentar.

Sejatinya, sejak diresmikan pada 2014, Polana mengatakan Angkasa Pura I sudah memiliki master plan pengembangan landasan pacu. Namun, realisasi pengembangan ini menyesuaikan kebutuhan dan permintaan pasar. 

“Master plan ada, tapi tergantung demand. Kalau ada kebutuhan, misalnya ke Eropa, (runway) bisa (diperpanjang). Kalau cuma haji setaun sekali, kan sayang,” ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, ihwal keadaan fisik terminal, Polana mengatakan kondisi bandara saat ini sudah cukup representatif menampung pergerakan penumpang bila pemerintah akan merealisasikan pemindahan ibu kota. Berdasarkan desain, Bandara SAMS Balikpapan mampu menampung pergerakan penumpang hingga 10 juta setahun. Sedangkan menurut data statistik terakhir pada 2018, bandara ini telah mengakomodasi 7,3 juta pergerakan penumpang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah sebelumnya telah berancang-ancang merealisasikan pemindahan ibu kota. Dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kalimantan Timur beberapa waktu lalu, wilayah ini ditengarai menjadi calon kuat pengganti Jakarta sebagai ibu kota. Karena itu, Bandara Internasional SAMS diperkirakan akan menjadi bandara ibu kota karena lokasinya paling dekat dengan Bukit Soeharto.   

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus