Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) melanjutkan pengerjaan berbagai proyek pengembangan bandar udara strategis sesuai dengan kemampuan perusahaan di masa pandemi Covid-19. "Tetap diselesaikan, tapi ada proses penjadwalan ulang. Karena di masa pandemi kami harus tetap bisa menjaga cashflow," kata Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam rencana kerja 2020, Angkasa Pura I memiliki tujuh proyek pengembangan kapasitas bandara strategis, mencakup konsep pelebaran dan peningkatan kualitas. Dua lokasi sudah rampung lebih dulu, yaitu Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo serta Bandara El Tari di Kupang. Bandara Internasional Lombok diprediksi tetap dikerjakan pada akhir tahun ini untuk keperluan persiapan dan pergelaran MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat proyek yang penjadwalannya bergeser, menurut Faik, antara lain Bandara Internasional Juanda di Surabaya, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar, Bandara Sam Ratulangi di Manado, serta Bandara Internasional Pattimura di Ambon. "Pengembangan Terminal 1 Juanda seharusnya selesai bulan ini, awalnya untuk mendukung Lebaran yang padat," ucap dia. "Adanya Covid kami sesuaikan prosesnya sehingga selesai pada Desember nanti."
Perusahaan pun menargetkan perluasan kapasitas tampung Bandara Sultan Hasanuddin hingga 47 persen, dari 7 juta penumpang per tahun menjadi 15 juta per tahun. Rencana yang pengerjaannya seharusnya selesai pada akhir 2020 itu harus mundur hingga pertengahan tahun depan.
Adapun penyelesaian Bandara Manado hanya mundur tiga bulan, dari September menjadi Desember 2020. Bandara ini bakal menjadi penopang kawasan destinasi pariwisata super-prioritas. "Untuk Bandara Pattimura yang semula akan selesai Maret 2020 juga ada beberapa pekerjaan yang kami freeze, sehingga selesai Agustus nanti," tutur Faik.
Tak hanya Angkasa Pura I, pengelola bandara kawasan barat Indonesia juga terpaksa mengubah target kerja akibat pandemi. Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin, mengatakan belanja modal tahun ini dipangkas tinggal Rp 1,4 triliun yang berasal dari kas internal. Sebelumnya perseroan merencanakan belanja modal Rp 7,8 triliun. Fungsinya khusus untuk menggenjot proyek tahun berjalan (multi-year).
"Sejumlah proyek multi-year tetap berjalan, misalnya pembangunan area komersial, perkantoran, dan hotel, yakni integrated building di Bandara Soekarno-Hatta, Banten," ujar Awaluddin.
Belanja modal Angkasa Pura II menyasar pemeliharaan fasilitas untuk memastikan standar keamanan, keselamatan, pelayanan, dan pemenuhan aturan tetap berjalan. Perumusan desain Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta juga diupayakan rampung pada 2021, agar peletakan batu pertama bisa dilakukan pada awal 2022.
Anggota Ombudsman Republik Indonesia, Alvin Lie, menyarankan para pengelola bandara meninjau prioritas pengembangan bandara secara teliti. Proyek lapangan terbang tak hanya menentukan alur bisnis perusahaan, tapi juga berisi kepentingan strategis nasional dan daerah. "Jadi, mana yang ditunda total atau dilanjutkan dalam skala kecil harus dinilai satu per satu. Perhatikan potensi penumpang dan logistiknya," kata Alvin kepada Tempo.
Anggota Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat, Achmad Baidowi, mendesak perseroan pelat merah, khususnya yang menyokong bisnis transportasi, menghitung ulang kinerja dan memangkas aktivitas yang cenderung merugi. "Misalnya untuk maskapai Garuda Indonesia, saya minta kaji semua rute yang ada dan dilaporkan kinerjanya," ujar dia.
Berbagai cara dilakukan manajemen perusahaan untuk bertahan di tengah wabah Covid-19. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan pihaknya mengubah beberapa rute layanan penumpang untuk kargo. Perusahaan telah memperoleh izin menggunakan pesawat barang untuk mengangkut barang.
Adapun Direktur Komersial dan Pelayanan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Yusuf Hadi, memastikan perusahaan menerapkan pola operasi penyeberangan yang paling ekonomis. Layanan 28 unit kapal per hari di trayek Merak–Bakauheni dipangkas hingga hanya 18 kapal akibat permintaan yang merosot. "Bisa sewaktu-waktu diubah saat lalu lintas padat," ujar dia kepada Tempo. FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS PAE DAE
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo