BERKAT kredit Karya Usaha Mandiri (KUM), yang merupakan produk bersama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) dan Pusat Agro Ekonomi Bogor, maka penjual bajigur di Desa Nanggung, Bogor, tak lagi sulit mengembangkan usahanya. Sabtu pekan ini, kegembiraan itu terlintas dalam resepsi genap satu tahun KUM di Nanggung. Ide KUM diadopsi dari Grameen Bank di Bangladesh, yang dinilai PBB sukses membantu rakyat miskin. Sukses itu berlanjut sampai Selangor, Malaysia. Lalu pada 1987, Asia Pacific Development Corporation (APDC) menawarkannya pada LPPI dan BI. Syaratnya, pendapatan nasabah KUM kurang dari Rp 50 ribu per bulan. Rumahnya bukan rumah tembok, tanahnya maksimal 100 meter persegi. "Kalau melebihi syarat-syarat tadi, tidak boleh menerima kredit," kata Marjanto Danusaputro, Tim Pengarah KUM, kepada TEMPO. KUM sudah menjaring 110 nasabah di Nanggung. Total kreditnya Rp 3,2 juta. Rata-rata nasabah meminjam Rp 30 ribu, yang mereka angsur Rp 700 per minggu selama 50 kali. "Tak ada kredit macet, mereka semua tertib mengangsur," ujar Chairil Rasahan, Direktur KUM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini