Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Penyelamatan jamur dieng

Tujuh bank kreditur melakukan restrukturisasi atas pinjamannya di mantrust. lalu, dana segar rp 20 miliar akan disuntikkan ke dieng jaya.

24 Juli 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH tarik ulur selama lebih dari dua tahun, bank-bank kreditur yang memberikan pinjaman kepada PT Mantrust akhirnya mengalah. Awal bulan ini, tujuh bank kreditur dipimpin oleh Citibank setuju meringankan beban nasabahnya, dan tidak lagi ngotot untuk segera menarik tagihan mereka Kesepakatan itu mereka ambil untuk menghidupkan kembali PT Dieng Jaya, salah satu perusahaan yang menjadi mesin pencetak laba bagi Grup Mantrust. Dalam perjanjian yang diteken akhir Juni lalu, disebutkan bahwa Dieng Jaya akan dikelola oleh manajemen yang diangkat oleh kreditur dan debitur. Selain itu, kedua belah pihak juga setuju untuk membentuk sebuah komite yang menangani restrukturisasi keuangan. Badan inilah yang akan mengawasi manajemen dan lalu lintas uang di Dieng Jaya. Jangan kaget, perusahaan akuntan Price Waterhouse juga diundang masuk. Tugas mereka dijadwalkan berlangsung selama 10 pekan adalah juga mengawasi keuangan. Ini penting, untuk meyakinkan pihak kreditur bahwa uang yang keluar dan masuk semata-mata untuk Dieng Jaya. Sikap tegas ini erat kaitannya dengan dana yang akan disuntikkan oleh para bank kreditur itu sebagai modal kerja kepada Dieng Jaya. Menurut Direktur Pemasaran Mantrust, Jim Wiryawan, Dieng dengan tujuh anak perusahaan membutuhkan modal tambahan sedikitnya Rp 20 miliar. Ini berarti, tujuh bank kreditur akan menyediakan sekitar Rp 18 miliar, sedangkan Rp 2 miliar lainnya akan disuntikkan langsung oleh sang nasabah, Tegoeh Soetantyo. Dulu, ketika sedang jaya-jayanya, industri jamur yang didirikan 1972 ini mampu berproduksi sampai 100 ton per hari. Prestasi itu menempatkan Indonesia sebagai eksportir jamur kedua terbesar di dunia, sesudah RRC. Hasil Dieng (99%) dilempar ke pasar AS, Jepang, dan negara-negara Eropa. Dalam setahun, Dieng bisa menghasilkan devisa sekitar US$ 270 juta. Direktur Penanaman, Hendro, menyatakan bahwa 40% dari total omset merupakan laba kotor yang diraih Dieng. ''Coba, per- usahaan mana yang mampu mencapai gross margin sebesar itu,'' ujarnya. Celakanya, utang macet yang ditanggung perusahaan ini juga tak kecil. Di tujuh bank tersebut (antara lain Citibank, Bank Bali, dan BRI) utang Dieng tercatat sekitar Rp 350 miliar atau sepertiga dari total utang Mantrust, yang kini tinggal Rp 1 triliun. Dan tagihan terbesar ada di BRI (Rp 200 miliar). Utang yang besar dan potensi Dieng yang bisa ditingkatkan telah mendorong para bank kreditur untuk memberikan kesempatan kedua pada perusahaan itu. Hanya saja, kini, tingkat produktivitas Dieng merosot hingga tinggal 30 ton jamur sehari. Penyebabnya ialah kebun inti (memiliki 13 unit produksi) tak lagi berjalan. Ternyata, selama ini Dieng hanya mengandalkan jamur yang diproduksi oleh PIR (perkebunan inti rakyat). Sejak Mantrust terbelit utang Rp 1,2 triliun di 62 bank dalam dan luar negeri banyak pihak meragukan apakah grup usaha milik Tegoeh Soetantyo itu bisa bangkit kembali. Lagi pula, waktu itu tak ada kreditur yang mau menjadwalkan pinjaman mereka. Keadaan memburuk karena upaya mencari investor baru selalu gagal total. Terakhir, Trisaka (dimotori oleh tiga pengusaha muda Bambang Yoga, Anton Riyanto, dan Sutrisno Bachir) juga mundur. Itulah sebabnya, selain menjual perusahaan-perusahaan yang tidak berkaitan dengan bisnis inti, kelangsungan hidup Mantrust akan sangat bergantung pada upaya penyehatan per divisi juga akan dilakukan pada anak perusahaan Dieng Jaya seperti yang dilakukan saat ini. Budi Kusumah dan Sri Wahyuni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus