Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Perlukah Kita Impor Beras? Ini Data Produksi Padi dan Beras 2018-2021 dari BPS

Di saat ramainya isu impor beras, jumlah produksi padi dan beras pada kuartal I 2021 diprediksi meningkat dibanding periode yang sama 2019 dan 2020.

31 Maret 2021 | 12.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petani saat panen raya di area persawahan Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ditengah-tengah ramainya isu impor beras yang sebelumnya digulirkan Menteri Perdagangan, tapi kemudian dimentahkan oleh Presiden Jokowi, BPS melalui akun twitternya merilis data luas panen dan produksi padi di Indonesia sejak 2019 dan 2020 dan dibandingkan dengan prediksi pada kuartal pertama 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan berikut menggabungkan data yang diunggah oleh akun Twitter BPS pada 29 Maret 2021 dan hasil survei Kerangka Sampel Area atau KSA yang mencakup data tahun 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari survei KSA tersebut diketahui pola panen padi di Indonesia pada periode Januari hingga Desember 2019 relatif sama dengan pola panen pada 2018.

Total luas panen padi pada 2019 mencapai 10,68 juta hektar dengan puncak panen raya padi terjadi pada bulan Maret sebesar 1,72 hektar, sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 0,32 juta hektar.

Luas panen padi. Data BPS

Bila dibandingkan dengan total luas panen padi pada tahun sebelumnya, luas panen padi pada 2019 mengalami penurunan sebanyak 6,15 persen atau 700,05 ribu hektar.

Total produksi padi di Indonesia pada 2019 sekitar 54,60 juta ton gabah kering giling atau GKG, produksi padi tersebut mengalami penurunan sebanyak 4,60 juta ton atau 7,76 persen dibandingkan tahun 2018.

Jika dilihat perbandingan produksi di bulan yang sama tahun 2018 dan 2019, penurunan produksi terbesar pada 2019 terjadi pada bulan Februari, yaitu sekitar 2,11 juta ton dibandingkan produksi pada Februari 2018.

Sementara untuk produksi padi tertinggi pada 2019 terjadi pada Maret, yaitu mencapai 9,17 juta ton dan produksi terendah terjadi pada Desember sebesar 1,70 juta ton. Produksi padi tertinggi pada 2018 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 9,68 juta ton, dan produksi terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 1,89 juta ton.

Jumlah produksi padi. Twitter BPS

Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi pada 2019 setara dengan 31,31 juta ton beras.

Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 2,63 juta ton atau 7,75 persen dibandingkan dengan produksi beras tahun 2018. Produksi beras tahun 2018 diperkirakan sebesar 33,94 juta ton.

Terjadi pergeseran puncak panen padi pada 2020 dibandingkan 2019. Puncak panen raya padi pada 2020 terjadi pada bulan April, sementara pada 2019 terjadi pada bulan Maret. Luas panen tertinggi pada 2020 terjadi pada April, yaitu sebesar 1,86 juta hektar, sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,32 juta hektar

Realisasi panen padi pada 2020 tidak jauh berbeda dengan tahun 2019 yakni 10,66 hektare. Demikian pula dengan produksi padi sebesar 54,65 juta ton gabah kering giling.

Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 9,77 juta ton, sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 1,62 juta ton.

Jumlah produksi beras. Twitter BPS

Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi 2020 tercatat sebesar 31,33 juta ton beras, tak jauh berbeda dengan capaian pada 2019.

Adapun luas panen pada Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 4,86 juta hektare, jauh meningkat dibanding kuartal yang sama tahun 2020 dan 2019.

Demikian pula dengan produksi padi pada kuartal pertama 2021, Januari-April diprediksi meningkat hingga 5 juta ton dibanding periode yang sama tahun 2020 yang hanya 19,99 juta ton GKG dan meningkat 2 juat ton diabnding periode yang sama 2019 yang mencapai 23,78 juta ton GKG

Adapun untuk produksi beras, periode Januari-April diprediksi sebesar 14,54 juta ton, naik dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang sebesar 11,46 juta ton dan 2019 yang sebesar 13,63 juta ton.

Presiden Jokowi sendiri sudah menegaskan bahwa pemerintah tidak akan melakukan impor beras hingga Juni 2021 nanti.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus