Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pers yang selalu dicurigai

Wartawan-wartawan asing di taheran selalu dicurigai menyiarkan berita bohong. sejak khomeini berkuasa sudah belasan orang yang diusir. pers dalam negeri yang kurang revolusioner juga di berangus. (md)

22 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Abolhassan Bani Sadr menjabat Menteri Luar Negeri, wartawan asing banyak mendapat angin. Ia dikenal moderat dan berusaha merangkul wartawan asing setelah Ayatullah Khomeini banyak menerima kecaman pedas media massa sarat karena penyanderaan staf Kedutaan Besar Amerika di Teheran. Tapi Bani Sadr kemudian digeser dan Khomeini kembali mengetatkan kontrol atas wartawan asing. Pekan lalu Alex Efty wartawan kantor berita Associated Press (AP) diusir dari Iran. Ia dituduh penguasa Teheran menyiarkan berita bohong ketika di Tabriz, ibukota Provinsi Azerbaijan, terjadi bentrokan berdarah antara demonstran pendukung Ayatullah Syariat Madari dan pasukan Khomeini. Dari mulut demonstran pendukung Madari itu, tulis Efty, terdengar teriakan "Mampus Khomeini. " Sebelumnya, 4 wartawan AP juga diusir. Mereka pun dituduh menulis berita bohong, antara lain ketika Pasdaran (pasukan pengawal revolusi Iran) menggempur kedudukan pemberontak suku Kurdi di Kota Mahabad. Ali Behzadnia, Direktur Pers Asing, Kementerian Pembimbing Nasional menyebut pemberitaan yang mereka tulis itu "laporan simpang siur dan bohong yang menghasut pendapat umum." Dengan demikian sejak Khomeini kembali ke Teheran (1 Februari) setelah 16 tahun dalam pengasingan sudah 16 wartawan asing termasuk Efty diusirnya. Terhadap pers dalam negeri ia juga menurunkan tangan besi. Koran sore Ayandeghan dan mingguan satiris Ahangar ditutupnya. Penerbit koran Kayhan -- mengiringi derap revolusi Islam itu - lalu memecat 22 wartawan dan 120 anggota redaksinya yang dinilai tidak revolusioner. Sampai kini sudah 40 penerbitan di Iran diberangus. Akhir November lalu itu Bani Sadr mencoba mengawali langkah baru dengan menjamu makan siang 200 wartawan asing. Dalam kesempatan itu ia menghimbau pers asing supaya membantu memecahkan kemelut penyanderaan. "Para diplomat tidak akan mampu memecahkan persoalan ini. Kami mencoba, memecahkannya melalui diplomasi koran," kata Bani Sadr. Ajakan Bani Sadr yang simpatik itu kemudian dimanfaatkan. Maka regu televisi Amerika dari NBC, CBS dan ABC berlomba melakukan serangkaian wancara dan merekam peristiwa penyanderaan. Kehidupan rumah tangga mereka setiap hari seperti tak pernah berhenti diteror berita penyanderaan itu yang menjadi prioritas utama media massa Amerika. Tapi kedudukan Bani Sadr digantikam Sadegh Ghothzadeh (diucapkan Goat-buh-za-day), penganut garis keras orang dekat Khomeini. Sebagai Menteri Luar Negeri yang masih merangkap jabatan Direktur Radio dan Televisi Iran, Ghothzadeh terhadap wartawan asing bersikap tidak kenal ampun. Ia menilai pers asing (Barat), yang lebih membela kepentingan Amerika, sebagai agen "zionis internasional yang mengecam revolusi Iran." Selalu Terpojok Pers Barat, terutama Amerika, di negara yang sedang dilanda demam revolusi Islam itu memang semakin terpojok. Mula-mula David Lamb dari Los Angeles Times dan Youssef Ibrahim dari New York Times diusir pada bulan Juli. Sesudah itu wartawan BBC, Financial Times (Inggris), L'Ekxpress (Perancis), televisi NBC dan AP (Amerika) didepak. Meskipun wartawan asing tadi sudah merasa melakukan pemberitaan yang berimbang hasil kerja mereka masih sering dicaci pemerintah Khomeini. "Laporan dalam majalah Newsweek ini membuat saya mual dan jijik," kata Behzadnia suatu saat, sambil menunjukkan Newsweek dengan laporan utama 'The Joyless Revolution'. Namun sudah jamak di negara yang sedang melancarkan revolusi kedudukan pers setempat apalagi pers asing yang diminta bersuara seragam dengan penguasa -- selalu terpojok. Bahkan koresponden Sinar Harapan di Paris Nazir Tamara (lihat box) harus menunggu 6 hari untuk masuk dan berwawancara dengan pimpinan mahasiswa, penyandera di Kedutaan Amerika. Betapapun sulit menembus sumber berita dan memperoleh keterangan yang jelas dan benar toh tak pernah berhenti usaha para wartawan. Selalu mereka melancarkan kritik tajam, dan selalu dicurigai pemerintah Khomeini. Mereka dituduh, meski tidak seluruhnya berbuat demikian, berniat menjegal revolusi Iran dan membela kepentingan Amerlka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus