URUSAN Perumtel bukan terbatas pada telepon saja. BUMN di bawah Deparpostel ini, sejak tahun lalu, mulai terjun ke sektor industri kecil. Hasilnya, April lalu mengekspor dua kontainer bingkai foto ke AS senilai 84 ribu dolar. Dan Juni depan, komoditi yang sama akan diekspor ke Taiwan dan Prancis, dengan nilai total 54 ribu dolar AS. Bingkai yang terbuat dari anyaman rotan ini sebenarnya bukan produksi Perumtel. Singkatnya, BUMN ini hanya bertindak sebagai bapak angkat para pengusaha kecil. "Untuk membina mereka, kami menyediakan dana Rp 500 juta setahun," kata Cacuk Sudarijanto, Dirut Perumtel. Di samping itu, Perumtel juga memberikan pengarahan yang berkaitan dengan soal desain, sekaligus pemasarannya. Bahkan, untuk mengasah keterampilan para perajin, Perumtel menyediakan bengkel kerja. "Hingga kini sudah ada 60 perajin yang kami didik," kata Janto Warjanto, yang menjadi koordinator kegiatan bapak angkat ini. Ternyata, selain bingkai, kerajinan anyaman bambu dan kulit kerang juga sedang digarap. Dan tak lama lagi, Perumtel juga akan menggarap para perajin batu akik di Sukabumi. "Saya yakin, industri batu akik kita bisa dikembangkan menjadi lebih besar, seperti yang terjadi di Muangthai," kata Cacuk, yang mengaku telah melakukan survei ke Negeri Gajah Putih itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini