Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Boom Masih Berlanjut

Ekspor indonesia makin melonjak, harga kayu naik 30%, kopi mencuat 60%, dan lng menggeser kedudukan karet dan kopi sebagai bahan ekspor utama. (eb)

21 Juni 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CERITA tentang lonjakan (boom) ekspor Indonesia masih terus berlanjut hingga memasukitahun 1980 ini. Angka.mgka final tentang neraca pembayaran Indonesia belum tersedia. Tapi angka sementara memberi indikasi adalah tahun ini merupakan tahun yang cukup baik sesudah 1979 bagi perdagangan luar negeri Indonesia. Terjadi surplus dalam tahun anggaran 1979/190 yang baru selesai akhir Maret lalu. Ini berarti Indonesia untuk pertama kalinya lebih banyak menjual barang dan jasa daripada membelinya dari luar. Adalah kenaikan harga komoditi yang cukup tajam di luar negeri akhir-akhir ini memungkinkan terjadinya lonjakan itu. Selama dua bulan pertama tahun ini, devisa dari ekspor non-minyak sudah mencapai US$ 990 juta 730% lebih banyak dari dua bulan pertama tahun lalu. Sebagian besar kenaikan ini berasal dari ekspor kayu yang dalam masa yang sama naik dengan sekitar US$ 130 juta. Harga kayu di luar negeri antara masa tersebut memang naik 30%. Kenaikan harga yang sama juga tercatat untuk beberapa komoditi utama lain seperti karet dan kopi, tapi pertambahan devisa yang berasal dari ekspor kedua komoditi tersebut, ternyata lebih kecil dari tingkat kenaikan harganya. Ini merupakan indikasi adanya kemandekan pertambahan volume ekspor komoditi tersebut. Karet merupakan komoditi yang paling sensitif terhadap gejolak resesi di negara industri. Permintaan karet kini lesu karena masih adanya resesi yang dihadapi industri mobil di AS, Jepang dan Eropa Barat. Dalam satu bulan kemarin ini, harga karet di New York turun 2,2%. di Eropa Barat turun 1%, dan di Tokyo bahkan anjlog sampai 9%. Harga kopi Indonesia akhir-akhir ini melonjak keras di Singapura, tapi ini merupakan akibat spekulasi beberapa pedagang yang mengkhawatirkan gagalnya panen kopi di Brazil pada musim dingin Agustus nanti. Bulan lalu dalam seminggu harga kopi di Singapura tiba-tiba melonjak 60%, tapi di New York hanya naik 3%. Harga kopi itu sendiri terus merosot sejak pertengahan tahun lalu. Hanya minyak akan tetap menjamin penghasilan devisa sekalipun masih terjadi resesi di negara industri. Kenaikan harga US$ 2 per barrel 20 Mei lalu akan menambah penerimaan devisa sekitar US$ 860 juta pada tingkat volume ekspor seperti sekarang ini Ini akan merupakan tambahan penghasilan di atas US$ 8,6 milyar yang diperoleh dari minyak pada 1979. Dengan harga patokan US$ 32 per barrel, sebagaimana diputuskan sidang OPEC di Aljir pekan lalu, bisa dipastikan tambahan penghasilan itu alan membesar. Di samping minyak, ekspor gas alam cair (LN) makin menduduki templt terkemuka akhir-akhir ini. Tahun lalu kspor LNG Indonesia mencapai US$ 1,1 milyar, menggeser kedudukan karet dan kopi sebagai bahan ekspor utama. Ekspor LNG ini baru berasal dari kapasitas sebagian lapangan Arun di Aceh dan Badak di Kalimantan Timur. Kapasitas produksi kedua terminal ini sedang ditingkatkan, dan hanya soal waktu saja kalau LNG akan juga menggeser kedudukan kayu yang tahun lalu menghasilkan US$ 1,7 milyar. LNG Indonesia nampaknya menjadi rebutan para konsumen di AS dan Jepang. Ini kesempatan bagi Indonesia untuk memperoleh harga sebaik-baiknya. Impor selama 1979 menunjukkan angka vang stabil tiap kuartal, kecuali untuk kuartal 4. Ketika itu impor melonjak dengan US$ 550 juta menjadi US$ 2 milyar. Ini disebabkan adanya impor "lain-lain" sejumlah US$ 410 juta pada November, suatu jumlah yang luar biasa. Sebab biasanya impor jenis ini sedikit jumlahnya tiap bulan. Selama 1978 bahkan hanya US$ 178 juta. Tidak jelas apa yang dimasukkan dalam impor yang memakai pos "lain-lain" itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus